KETIK, JAKARTA – Bakal Calon Presiden besutan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Anies Baswedan ditanya oleh Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengenai narasi politik identitas yang kerap ditempelkan kepadanya.
Atas pertanyaan itu, ia justru menantang pihak yang mengaitkannya dengan politik identitas itu menunjukkan bukti.
"Kami bertugas di Jakarta, tunjukkan, saya sudah berjalan lima tahun apakah ada bukti bahwa yang ditudingkan menemukan pembuktiannya?" ucap Anies di Jakarta, Selasa (14/2).
Anies menyebut bila yang ditudingkan itu tidak ditemukan, maka tuduhan-tuduhan tersebut pun terbantahkan.
"Bila yang ditudingkan tidak menemukan pembuktiannya dan ternyata memang tidak ditemukan, maka semua pernyataan-pernyataan itu batal demi akal sehat," kata dia.
Anies lantas menjawab pertanyaan yang Ridho lontarkan itu. Anies bercerita bahwa ia dilekatkan dengan beragam label saat Pilkada 2017.
"Saya pakai pengalaman saja. Ketika Pilkada 2017 di Jakarta, semua label itu ditempelkan kepada yang terpilih. Semua ditempelkan, apa pun nama labelnya," ujar Anies.
Ia mengatakan, label-label yang ditempelkan kepadanya itu hanya untuk menciptakan persepsi.
Salah satu cara untuk menciptakan persepsi adalah dengan menggunakan pendekatan strategi komunikasi.
Anies mencontohkan, jika ada secangkir air putih, tetapi 100 orang mengatakan bahwa itu adalah air keras, persepsi yang terbentuk adalah cangkir itu berisi air keras.
Dia menilai, cara yang bisa dilakukan adalah melakukan counter dengan mengumpulkan 200 orang untuk mengatakan bahwa cangkir tersebut berisi air putih, bukan air keras.
Namun, kata Anies, jika menggunakan strategi seperti itu, yang terjadi hanyalah kompetisi komunikasi.
Walhasil, Anies mengaku menghadapi persepsi politik identitas yang muncul dengan bukti nyata, bukan sekadar ucapan.
"Jadi bagaimana persepsi itu terbentuk? Dengan kenyataan. Kami bertugas di Jakarta, tunjukkan, sesudah berjalan lima tahun, apakah ada bukti bahwa yang ditudingkan (politik Identitas) menemukan pembuktiannya?" kata dia.
"Bila yang ditudingkan tidak menemukan pembuktiannya dan ternyata memang tidak ditemukan, maka semua pernyataan-pernyataan itu batal demi akal sehat kita semua," ucap Anies.
Dia mengajak mereka semua untuk bertanding dengan melihat kenyataan saja.
Sebab, kenyataan akan memiliki efek persepsi yang lebih kuat ketimbang pernyataan.
"Dan ketika kita berjuang membawa narasi keadilan, maka identitas apa pun itu menginginkan adanya rasa keadilan. Dengan begitu, kita tidak masuk ke dalam jebakan pernyataan, tapi kita dorong justru dengan perubahan. Perubahan untuk apa? Kebaikan. Kebaikan untuk apa? Rasa keadilan kita semua," kata dia. (*)