KETIK, MALANG – Kasus stunting di Kota Malang pada tahun 2024 telah menginjak angka 17,3 persen. Angka tersebut telah mengalami penurunan 0,7 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyebut penurunan angka stunting di Kota Malang masih berada jauh dari target nasional yakni 16 persen. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh Pemkot Malang agar dapat menekan kasus stunting.
"Alhamdulillah kasus stunting kita sudah turun walaupun masih di bawah target. Tapi sudah terintegrasi dengan baik. Oleh karena itu kita akan optimalkan programnya agar target bisa tercapai," ujar Wahyu saat menghadiri Rembuk Stunting pada Rabu (15/5/2024).
Ia menjelaskan, dalam Rembuk Stunting salah satu agendanya ialah mencari solusi dan kendala yang dihadapi setiap wilayah di Kota Malang. Saat ini kecamatan yang menduduki posisi tertinggi kasus stunting ialah Kecamatan Kedungkandang.
"Tapi ada beberap kelurahan yang sudah menuju ke zero stunting. Saya harapkan kelurahan lainnya dapat belajar ke kelurahan yang sudah menuju zero stunting. Ini kita masih dalam evaluasi kira-kira kita lemahnya itu di bagian apa," lanjut Wahyu.
Untuk menekan angka stunting, beberapa uapya seperti memberikan makanan tambahan kepada balita di posyandu tetap digalakkan. Terlebih setiap posyandu telah memetakan anak-anak yang berisiko stunting dan penanganannya.
"Pemberian makanan tambahan seperti daging dan telur untuk balita juga terus berjalan. Kemarin pada saat saya melihat di salah satu posyandu, itu terus dilakukan karena sudah terpetakan mana saja (anak) yang berisiko stunting dan sudah ada penanganannya," paparnya.
Selain itu Wahyu merencanakan untuk menggandeng perusahaan agar dapat menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang berisiko maupun mengalami stunting. Hal tersebut sebagai implementasi kolaborasi pentahelix dan bergerak bersama dalam mengatasi stunting.
"Perusahaan itu kan ada pekerjanya, apabila ada anak stunting harapannya pekerja di tiap perusahaan bisa menjadi bapak asuh. Jadi perusahaan yang ada di masing-masing wilayah, kita minta untuk bisa memantau, memberikan perhatian kepada anak stunting di wilayah perusahaannya itu," kata Wahyu.
Wahyu juga memberikan arahan dan strategi untuk percepatan penurunan stunting di Kota Malang dari hulu ke hilir. Meliputi, bimbingan perkawinan terintegrasi, pemeriksaan kesehatan dan pendampingan calon pengantin minimal tiga bulan pra nikah, pemberian tablet tambah darah pada rematri, calon pengantin dan ibu hamil.
Selain itu juga meningkatkan cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK dan balita kekurangan gizi, pendampingan keluarga risiko stunting, maupun peningkatan capaian keluarga berencana.
Wahyu juga memberikan arahan supaya kelurahan menjadi garda terdepan dalam menangani stunting, memperkuat pemanfaatan satu data stunting, dam kolborasi dengan masyarakat, pengusaha maupun BUMS.(*)