KETIK, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengatakan initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bukan privatisasi. Mengingat, cukup sepenggal kecil saham PGE yang dilepas di bursa saham, akibatnya penanggulangan operasi PGE sedang senantiasa di tangan Pertamina.
"Bukan. Ini bukan privatisasi. Saham yang dilepas ke publik kan hanya sekitar 25%, sehingga kepemilikan terbesar masih di tangan Pertamina. Kendali operasi terhadap PGE juga masih di bawah BUMN tersebut," jelas Andre dalam keterangan tertulis, Kamis (9/2/2023) kemarin.
Begitu pun Andre memastikan bahwa Komisi VI tetap melakukan pengawasan terhadap proses IPO PGE. Melalui pengawasan tersebut, diharapkan proses berjalan sebagaimana mestinya, termasuk proporsi saham yang dilepas kepada publik.
“Sesuai fungsinya, tentu saja Komisi VI DPR akan tetap melakukan pengawasan,” tegasnya.
IPO memang dibutuhkan. Sebab, investasi panas bumi memang sangat mahal. Melalui IPO, PGE akan memperolah dana besar yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja, bukan dalam bentuk pinjaman. Dengan demikian pula, tidak ada kewajiban PGE untuk mengembalikan dana tersebut.
IPO, menurut Andre, merupakan mekanisme yang lazim dilakukan perusahaan dan sudah banyak contoh success story, baik di Indonesia maupun di dunia. Dalam konteksi ini, lanjutnya, IPO akan memiliki banyak manfaat. Tidak hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk Negara dan masyarakat.
“Jadi, sebenarnya IPO memang memiliki banyak benefit,” kata dia.
Andre mengatakan, masyarakat memiliki peluang akan kepemilikan saham. Di sisi lain, PGE sebagai perusahaan terbuka wajib memenuhi prinsip keterbukaan kepada publik.
"Hal ini akan mendorong penerapan Good Corporate Governance. Di dalamnya termasuk prinsip transparansi dan akuntabilitas, yakni menjadikan PGE lebih baik dan tentu akan berdampak pada peningkatan citra perusahaan," tuturnya.
PGE mampu memperoleh valuasi yang hendak berakibat pada penampilan perseroan. tentang ini tetap membawa akibat positif dalam rencana menaikkan energi saing perseroan serta perkembangan PGE serta segala pegawai.
"IPO juga bisa membuat growth bagi PGE dan meningkat daya saing perusahaan," kata Andre.
Tidak hanya itu, lewat IPO kemampuan PGE untuk mempertahankan kelangsungan hidup menjadi jauh lebih baik. "Karena berbagai kendala yang dihadapi perusahaan akan menjadi permasalahan banyak pihak yang menjadi pemegang saham perusahaan," tegasnya.
Andre menguraikan benefit yang dihasilkan negeri dari IPO PGE. tentang ini tidak lapang dari posisi geothermal yang yakni salah satu backbone meninggikan bauran daya di Indonesia.
Dengan IPO, maka PGE akan berinvestasi lebih besar untuk pengembangan geothermal dan meningkatkan kapasitas terpasang.
"Pada akhirnya, hal ini akan mendorong percepatan transisi energi serta pencapaian Net Zero Emission (NZE) Indonesia," tegas Andre.
Dengan IPO, maka PGE akan berinvestasi lebih besar untuk pengembangan geothermal dan meningkatkan kapasitas terpasang.
"Pada akhirnya, hal ini akan mendorong percepatan transisi energi serta pencapaian Net Zero Emission (NZE) Indonesia," tegas Andre.
Sedangkan itu, publik bakal merasakan faedah dari melambungnya kapasitas terpasang, serta PGE mampu menyokong kelistrikan nasional.
"Dengan demikian, diharapkan pula dapat berdampak pada tarif dasar listrik," tutupnya.(*)