KETIK, MALANG – BPR Tugu Artha Sejahtera menetapkan target ambisius untuk mencapai keuntungan sebesar Rp 2 miliar. Pasalnya pada bulan Juni 2023 lalu, keuntungan yang diperoleh BPR Tugu Artha telah mencapai Rp 1 miliar.
Sebagai Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda), Direktur Kepatuhan BPR Tugu Artha, Lukmanul Hakim telah menyampaikan target tersebut pada Wali Kota Malang, Sutiaji.
"Kami memiliki sekitar 3.000 nasabah kredit dan 10.000 nasabah tabungan. Pada Juni kemarin, kami berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 1 miliar. Kami telah menjanjikan kepada Wali Kota Malang akan berusaha mencapai target keuntungan sebesar Rp 2 miliar. Tentunya melebihi target sebelumnya sebesar Rp 1,6 miliar," ujar Lukman pada Senin (31/7/2023).
Sutiaji turut menyambut baik niat BPR Tugu Artha tersebut. Mengingat selama ini telah berusaha bangkit dari kondisi yang hampir kolaps.
"Sistem internal dikuatkan, performa juga harus dikuatkan. Terus rencana bisnisnya juga harus dikuatkan berseiring dengan yang saat ini sudah go public. Jadi BPR sudah buka saham untuk orang lain, sudah menjadi PT BPR Tugu Artha Sejahtera berarti ada orang yang memegang saham di luar milik kita. Harus lebih profesional," pesan Sutiaji.
Sesuai dengan peraturan daerah yang telah ditetapkan, patokan penyertaan modal yang dapat diberikan tak dapat melebihi Rp 15 miliar. Ia berharap supaya BPR dapat menjaring lebih banyak pihak untuk mempercayakan BPR Tugu Artha sebagai tempat menyimpan uang mereka.
"Di perda kita penyertaan modal itu kita patok Rp 15 miliar dan terpenuhi. Ke depan saya kira patokannya yang besar, kalau menambah lagi berarti ada perda lagi. Kerangka besar itu nanti juga ada penentuan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada," tambahnya.
Sementara itu, Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri turut memberikan komentar. Menurutnya, setiap BPR dapat memperoleh peningkatan profit jika dalam satu semester bisa mencatat pertumbuhan kredit sebanyak 13 persen.
"Kalau kreditnya tumbuh, maka akan bisa menghasilkan profit yang cukup dan revenue cukup. Revenue yang cukup bisa dipakai untuk membiayai biaya operasional. Selisihnya itu muncul yang namanya profit," jelasnya.
Selama satu semester terakhir, BPR Tugu Artha berhasil mencatat pertumbuhan kredit sekitar 13 persen. Hal tersebut tentu menjadi pendorong utama dari peningkatan profitabilitas BPR Tugu Artha.
"Tadi kita lihat satu semester profitabilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan komitmen dari pengurus yang tahun kemarin di triwulan terakhir sudah dilengkapi. Tadinya jumlahnya kurang, sekarang sudah lengkap. Ada dua komisaris dan dua direksi. Saya rasa itu punya pengaruh yang besar pada peningkatan kinerja BPR," lanjut Sugiarto.
Ia pun mengimbau supaya kebermanfaatan BPR dapat dirasakan oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Diharapkan UMKM lebih mudah mengembangkan usahanya dan berkontribusi bagi perekonomian di wilayah Kota Malang.
"Kami mengharapkan masyarakat untuk bisa masuk menjadi nasabah BPR khususnya UMKM. Bagi yang mau memulai usaha, merangkak usaha dan bisa terus naik kelas. Untuk memulai usahanya, mungkin bisa dari BPR," ungkapnya. (*)