KETIK, SURABAYA – Pemilu 2024 telah usai. Di pesta demokrasi 5 tahun ini kerap menyisakan masalah psikologis bagi calon-calon legislatif yang tidak berhasil mendapatkan kursi.
Tapi syukurlah, Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya hingga saat ini belum menerima pasien Caleg yang mengalami gangguan psikologis atau caleg stres.
Direktur Utama RSJ Menur, drg. Vitria Dewi mengungkapkan dirinya tidak bisa mendeteksi pasien baru dari kalangan caleg atau tidak, karena data pasien yang terekam hanya nama, usia dan pekerjaan. Sementara caleg bukan masuk dalam kategori pekerjaan.
“Puji Tuhan, sampai saat ini belum ada tambahan pasien baru yang terindikasi karena gagal nyaleg. Apalagi memang data kami juga tidak menulis pekerjaan seseorang itu caleg” ungkapnya pada, Kamis (22/2/2024).
Vitria menjabarkan pasien meningkat kebanyakan dari anak-anak dan remaja. Sementara pasien yang menjalani perawatan selain anak-anak dan remaja banyak didominasi dewasa laki-laki.
"Kami selalu siap menerima pasien baru karena kapasitas kami 365 pasien, meskipun sudah terpakai 70 persennya," ucapnya.
Vitria mengimbau agar para caleg ini bisa memiliki kesiapan dan kekuatan mental menghadapi kenyataan jika memang dinyatakan kalah.
"Semua itu selalu punya keinginan tetapi tidak semua bisa tercapai. Maka setiap orang harus punya ketahanan mental menghadapi situasi dan keadaan. Itulah yang membuat mental kita terjaga," lanjutnya.
Selain itu, keluarga juga lingkungan diharapkan bisa mendampingi dan menjaga mental caleg yang gagal. Karena penyebab gangguan mental tidak bisa dipahami semua orang, dan kadang berasal dari hal yang dikira orang sepele.
Iapun menyarankan agar berkonsultasi di RSJ jika ditemukan tanda-tanda stress seperti pusing ataupun tidak bisa tidur.
"Bisa rawat jalan atau IGD, misal kondisi darurat keluarga tidak bisa menenangkan bisa langsung ke IGD. Baru tergantung pemeriksaan dan diagnosa dokternya perawatan yang diperlukan," paparnya.
Menurut Dirut RSJ ini, beberapa pasien datang biasanya karena stres ataupun depresi. Dan jika tidak diobati bisa mengarah ke halusinasi.
"Depresi bisa sembuh, bisa terapi dengan obat atau rehabilitasi. Masalah nanti bisa kambuh lagi tergantung ketahanan mentalnya. Makanya kami kalau kasih obat-obatan menekankan harus dikonsumsi sesuai dosis," pungkasnya.(*)