KETIK, PACITAN – Sejumlah warga di Pacitan, Jawa Timur, protes adanya dugaan mafia yang mempersulit akses petani terhadap pupuk bersubsidi.
Hal itu dikatakan oleh Anang Ismeidani, petani asal Desa Gembong, Kecamatan Arjosari. Ia menyebut bahwa stok pupuk subsidi sejatinya melimpah, namun besar dugaan terdapat mafia yang memonopoli.
Membuat petani kesulitan untuk mendapatkan. "Intinya gini bukan berarti stok tidak ada, sebenarnya ada mafia yang bermain disini, mafia yang jual. Jadi, untuk ngakses pupuk bersubsidi ini warga dipersulit," kata Dani kepada ketik.co.id, Sabtu, (24/2/2024).
Indikasi penyimpangan penyaluran pupuk subsidi di kawasan tersebut, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Namun sayangnya hingga saat ini aktivitas bisnis ilegal tersebut belum pernah terungkap.
Para petani sudah beberapa kali memberikan peringatan keras kepada penyedia pupuk subsidi. Mereka memprotes agar proses penebusan pupuk subsidi tidak dipersulit seolah petani selalu dibodohi.
"Kami sudah memberikan warning beberapa kali sama penyedianya. Intinya, kalau urusan masyarakat petani, apalagi pupuk subsidi jangan dipersulit. Ketika mau ditebus tidak apa-apa. Kalau tidak, itu urusan penyedia," tegas pria berusia 29 tahun itu.
Pupuk bersubsidi jatah petani berdasarkan (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) RDKK pada penyedia sejatinya telah di tentukan oleh pemerintah. Besar dugaan, pupuk bersubsidi jatah petani yang tidak di tebus selama ini dijual kepada pihak lain.
Bahkan, berhubung petani di kawasan itu tidak mengambil pupuk jatah mereka. Sangat mungkin terjadi pupuk didistribusikan keluar daerah, dengan dalil penyedia tak sanggup menampung.
Alhasil, pihak tak bertanggungjawab dapat seenaknya mempermainkan alokasi kuota hingga harga pupuk. Utamanya bagi petani yang awam dan minim pengetahuan.
"Tapi ketika di tebus. Tolonglah mafia jangan mempersulit, itu beda dan lain cerita. Tapi ternyata kemarin terulang kembali," sambungnya menceritakan.
Pemerintah hingga Aparat Diminta Tindak Tegas Mafia Pupuk Subsidi
Akibat ulah mafia pupuk, sebagian besar petani di Desa Gembong kesulitan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman miliknya. Hal ini tentu saja berdampak pada hasil panen dan kesejahteraan.
"Akibatnya banyak petani di sini yang kesulitan mendapatkan pupuk. Pupuknya ada, tapi dipersulit. Ini kan jelas-jelas merugikan petani," terangnya mengeluh.
Dani dan sejumlah warga lainnya berharap pemerintah dan aparat dapat segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mereka memohon supaya mafia pupuk subsidi dapat ditindak tegas dan akses pupuk subsidi bagi masyarakat dapat dibenahi. (*)