KETIK, JAKARTA – Memasuki akhir pekan, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS kembali anjlok di penghujung perdagangan pada Jumat sore (17/2/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.210 per dolar AS, nilai tukar ini turun 51 poin atau melemah 0,34% dari perdagangan sebelumnya.
Tidak hanya Rupiah, sejumlah mata uang negara Asia lainnya juga terpantau anjlok, seperti Baht Thailand turun 0,69 persen, rupee India yang juga turun 0,13 persen dan peso Filipina turun 0,27 persen.
Disusul dolar Singapura yang turun 0,29 persen dan yen Jepang ambles 0,75 persen, ringgit Malaysia turun 0,57 persen, dan won Korea Selatan minus 1,19 persen. Sedangkan, Yuan China bergerak stagnan.
Tidak hanya negara Asia, beberapa mata uang negara maju juga mengalami pelemahan. Poundsterling Inggris minus 0,58 persen, euro Eropa turun 0,37 persen, franc Swiss turun 0,51 persen, dolar Kanada minus 0,38 persen, dan dolar Australia melemah 0,73 persen.
Dilansir dari CNN Indonesia, Analis Senior DCFX Lukman Leong mengungkapkan saat ini rupiah tertekan di tengah sentimen risk off, penguatan dolar AS, dan naiknya imbal hasil obligasi AS.
"Serangkaian data ekonomi AS yang kuat sepekan ini di antaranya data inflasi konsumen dan produsen yang lebih tinggi dari perkiraan. Kemudian klaim pengangguran yang lebih rendah memicu kekuatiran the Fed akan tetap agresif dalam kebijakan suku bunga ke depannya," kata Lukman
Menurutnya, sentimen risk off semakin dalam setelah kepala The Fed St Louis Bullard mendukung kenaikan 50 bps pada pertemuan FOMC berikutnya. (*)