KETIK, BANDUNG – Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PGRI Kabupaten Bandung tahun 2023 dibuka di Lapangan Yonif Para Raider 330 Nagreg Kabupaten Bandung, Sabtu (23/9/2023).
Peserta Porseni PGRI Kabupaten Bandung tahun 2023 ini sebanyak 3.100 atlet, 465 pelatih, 31 pimpinan kontingen, 135 petugas pertandingan, dan 75 orang panitia penyelenggara.
Saat pembukaan, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan pembangunan fisik, keberhasilan pendidikan, sangat ditentukan oleh kapasitas sistem.
"Termasuk PGRI sebagai organisasi profesi guru, dan kapasitas guru itu sendiri sebagai pusat utamanya," kata bupati.
Menurut Bupati Dadang Supriatna, selain harus memiliki kapabilitas transformasi ilmu pengetahuan yang kuat, guru sebagai pendidik juga dituntut untuk memiliki jasmani yang sehat.
"Kita sebagai guru yang selalu berkutat dengan berbagai macam aktivitas dalam ruang kelas untuk mencerdaskan anak bangsa. Pada momen inilah kita semua diberi kesempatan untuk mengekspresikan bakat kita masing-masing di bidang olahraga dan seni yang dipertandingkan dan diperlombakan,"
Bupati Dadang Supriatna mengungkapkan melalui kegiatan Porseni, dari aspek sosial dapat menguatkan tali silaturahmi antara para guru.
"Seluruh warga PGRI Kabupaten Bandung dapat semakin bersinergi, bersatu dalam semangat kebangsaan," harap bupati yang akrab disapa Kang DS ini.
Kang DS menandaskan pemerintah daerah menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas dan merata.
"Saya mengingatkan, bahwa pendidikan adalah tanggungjawab kita bersama. Pendidikan adalah tanggungjawab pemerintah, lembaga pendidikan, para pendidik, peserta didik, tanggung jawab organisasi kependidikan, dan tanggung jawab masyarakat pada umumnya," ujarnya.
Dalam perkembangan saat ini, Kang DS pun tidak bisa menapikan bahwa kemajuan teknologi, dan informasi sangatlah cepat.
"Kemajuan ini membawa dampak positif dan negatif secara beriringan dalam kehidupan masyarakat, termasuk di dunia pendidikan," ujarnya.
Dalam hal ini, imbuhnya, PGRI harus benar meningkatkan literasi digital bagi guru, siswa dan orang tua.
"Mari kita bangun kesadaran bersama bahwa ruang kelas bukan lagi satu-satunya ruang untuk belajar dan guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Pergeseran peran guru di era digital sebagai fasilitator pembelajaran yang menarik, menantang rasa ingin tahu siswa, sehingga terdorong untuk menjadi pembelajaran mandiri sepanjang hayat," ungkapnya.
"Inilah yang harus terus menerus ditanamkan dan menjadi kesadaran bagi guru dalam menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar," tandasnya.
Bupati Bandung mengatakan, kemajuan teknologi dengan segala turunannya, sejatinya guru tidak pernah dapat digantikan oleh teknologi.
"Hal ini mengandung makna bahwa guru harus selalu meningkatkan profesionalitas, bagaimana seorang guru harus yang mencintai pekerjaan, mengabdikan diri bagi kemajuan peserta didik. Lebih penting lagi meningkatkan kualitas diri dan terus berinovasi serta menjadi tauladan bagi siswa. Sosok guru seperti itulah yang tidak pernah lapuk oleh zaman dan teknologi," pesannya.(*)