KETIK, SURABAYA – Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Di Indonesia sendiri setiap tanggal 17 September diperingati sebagai hari PMI nasional.
Penentuan hari PMI sendiri berawal dari presiden pertama Republik Indonesia yakni, Ir Soekarno. Yang mana 17 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada 3 September 1945 ia mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan palang merah nasional.
Kemudian Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang pada saat itu dijabat oleh Dr Buntaran membentuk panitia pada 5 Senin 1945, yang terdiri dari dr R Mochtar (ketua), dr Bahder Djohan (penulis), serta dr Djuhana, dr Marzuki, dan dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya setelah melakukan berbagai persiapan pada 17 September 1945 terbentuklah organisasi Palang Merah Indonesia dengan ketua pertamanya Mohammad Hatta.
Pungky Sugiarto, Kepala Sub. Bidang Penanggulangan Bencana PMI Surabaya mengatakan di Indonesia sendiri PMI memang selalu identik dengan kegiatan donor darah. Namun perlu diketahui bahwa Palang Merah juga berpartisipasi dalam penanganan bencana.
"Kita PMI tidak hanya sekedar donor darah ya, tapi kita juga aktif dalam penanganan bencana. Bantuan yang diberikan pun beragam mulai obat-obatan hingga perawatan korban," jelas Pungky, Selasa 17 September 2024.
Lebih lanjut, Pungky menambahkan memperingati HUT ke-79 PMI saat ini, isu perubahan menjadi salah satu fokus mengingat hal tersebut memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat sekarang.
"Untuk peringatan HUT PMI tahun ini fokus kegiatan kita adalah terkait perubahan iklim. Khususnya Kota Surabaya yang panas seperti sekarang," tambahnya.
Lebih lanjut, dengan dukungan dari Palang Merah Amerika Serikat, PMI telah melakukan Pilot Project di Kota Medan dan juga Surabaya. Dalam Pilot Project ini PMI Surabaya memberikan edukasi terkait efek panas ekstrem yang saat ini tengah dirasakan oleh masyarakat.
"Kami mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku dalam beradaptasi dengan suhu panas yang ektrem," paparnya.
Selain itu perubahan perilaku yang dilakukan PMI juga menyasar bagaimana berperan serta melakukan sejumlah langkah kecil untuk memperlambat laju perubahan iklim. Seperti membiasakan berjalan kaki, menggunakan transportasi umum dan beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
"Jadi kita berusaha mensosialisasikan perubahan perilaku agar masyarakat sadar akan adanya perubahan iklim dan mau berperan serta menanggulanginya," tuturnya.
Diakhir pada peringatan HUT ke-79 PMI ini Pungky berharap, agar PMI bisa menjadi organisasi kemanusiaan yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Tidak hanya dalam penanganan bencana saja, tetapi PMI ingin berperan serta dalam isu perubahan iklim.
"Harapannya PMI bisa berkontribusi dan juga bergerak bersama masyarakat dalam hal penanganan perubahan iklim," pungkasnya.(*)