KETIK, SURABAYA – Peringatan Hari Ulang Tahun Jawa Timur Ke-78 di Gedung Negara Grahadi pada 12 Oktober 2023 dimeriahkan penampilan tarian kolosal bertemakan Jatim Harmoni serta pertunjukan kebudayaan Jawa Timur lainnya.
Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Provinsi Jawa Timur, Didik Chusnul Yakin menjelaskan, konsep yang diusung pada upacara HUT Jatim tahun ini adalah Jatim Harmoni. Ia menuturkan ada kolaborasi penampilan dari ratusan siswa-siswi SMP/SMA se-Jawa Timur.
“Ada pertunjukan kreasi tari tradisional dari beberapa daerah di Jawa Timur. Itu kurang lebih melibatkan 300 siswa. Kemudian juga ada Marching Band dari SMA 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, yang kurang lebih 250 orang," tuturnya.
Tarian maupun atraksi ini didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dengan menghadirkan lima tarian kolosal dan memiliki filosofi khas masyarakat Jawa Timur.
Berikut 5 tarian yang tampil di HUT Ke-78 Jatim.
1. Tarian Boran Lamongan
Tari Boran adalah tarian tradisional dari Lamongan yang menggambarkan kehidupan para penjual nasi boran yang menjajakan dagangannya dan berinteraksi dengan pembeli.
Gerakan Tari Boran ini cenderung sederhana dan penuh makna. Setiap gerakan dalam Tari Boran ini menggambarkan aktivitas para penjual nasi boran pada jaman dahulu, mulai dari menyiapkan makanan sampai menjualnya kepada pelanggan.
2. Tari Karapan Sapi Madura
Tari Karapan Sapi terinspirasi dari budaya Karapan Sapi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Madura.
Jika diperhatikan, karapan sapi tak sekadar perlombaan, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti kerja keras, kerja sama, sportivitas, persaingan, dan ketertiban.
Mobil hias Karnaval dari Madura yang memeriahkan HUT Jatim ke 78 tahun di Grahadi. (12/10/2023). (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
3. Tarian Barong Praja Banyuwangi
Tarian ini mengisahkan dua kekuatan dunia, sebagai simbul Rwa Bhineda yakni dua yang berbeda, dimana keduanya sama-sama memiliki kekuatan magis.
Barong yang melahirkan kekuatan yang bersifat baik (ilmu putih), dan Rangda selalu melahirkan kekuatan yang tidak baik (ilmu hitam).
4. Tarian Barong Kucingan Blitar
Barongan Kucingan berasal dari kata “Barong” yang berarti kepala dengan topeng harimau berbalut kain sebagai penutup badan dan “Kucing” yang berarti hewan peliharaan manusia dengan sifatnya yang manis, manja dan lucu.
Sifat kucing tersebutlah yang kemudian diaplikasikan dalam gerakan tari. Gerakan seperti merangkak, menjilat dan bermain layaknya kucing inilah yang menjadikan ciri khas tersendiri bagi barongan kucingan.
Tari Thengul merupakan tarian tradisional Bojonegoro yang terinspirasi dari Wayang Thengul. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
5. Tari Thengul Bojonegoro
Tari Thengul merupakan tarian tradisional Bojonegoro yang terinspirasi dari Wayang Thengul. Tahun 2018 lalu Wayang Thengul ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Tari Thengul berupa gerakan wajah kaku dengan mata melotot ke kiri dan ke kanan sembari diiringi musik dan pukulan kendang bernada naik turun. (*)