KETIK, PALEMBANG – Hari Sabtu, 21 September 2024 ini, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dilanda peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lima wilayah yang berbeda.
Daerah-daerah tersebut adalah Desa Lumpatan di Kabupaten Musi Banyuasin, Desa Talang Kelapa di Kabupaten Banyuasin, Desa Gumay dan Desa Sukadana di Kabupaten Muara Enim, serta Desa Rambai di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menduga, maraknya kebakaran yang terjadi hari ini disebabkan cuaca panas yang melanda Provinsi Sumsel.
"Cuaca cukup panas dan beberapa lokasi seperti di Lumpatan dan Muara Enim hanya bisa masuk pakai roda dua dan jalan kaki," terang Ferdinan, Sabtu, 21 September 2024.
Ferdinan juga menjelaskan, api sulit dipadamkan karena keterbatasan akses air dan jalan yang menyebabkan mobil pemadam tidak bisa menerobos wilayah yang terbakar.
"Beberapa kendala lapangan yaitu sumber air di beberapa tempat cukup jauh sehingga harus menggelar selang panjang dan memakai estafet," kata dia.
Hingga saat ini, proses pemadaman di lima titik tersebut masih berlangsung. Belum diketahui berapa luas wilayah yang terbakar.
Dirinya berharap, api yang membara tidak merambat ke permukiman warga, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih serius.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pemantauan Karhutla SiPongi, dalam sepekan terakhir Sumsel terdeteksi mengalami sebanyak 53 titik api atau hotspot dengan tingkat akurasi tinggi.
Hotspot terbanyak terdeteksi di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, yang mana masing-masing terdapat 11 hotspot.
Kabupaten Muara Enim terdeteksi mengalami hotspot di 8 titik, dan Kabupaten Musi Rawas terdeteksi mengalami 7 hotspot.
Sebelumnya, luas lahan terbakar akibat karhutla di Provinsi Sumsel pada tahun 2024 mencapai angka 2.948,1 hektare. Data ini dihimpun dalam kurun periode Januari-Agustus 2024.
Dari data yang disampaikan tersebut, besaran luas lahan gambut Sumsel yang terbakar pada 2024 telah menginjak angka 1.364 hektare. Sedangkan sisanya, 1.584,1 hektare berasal dari lahan mineral yang terbakar. (*)