KETIK, JAKARTA – Sebagai orangtua kita pasti ingin agar anak kita bisa menjadi pribadi yang sukses di masa depan. Salah satu faktor kesuksesan adalah dengan memiliki mental yang kuat. Kuat di sini bukan berarti melarang sang anak menangis dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Tetapi lebih ke bagaimana mereka mampu menekan emosinya dalam menghadapi kesulitan.
Selain kemampuan akademik, kemampuan mental yang baik sangat penting membantu anak menjadi orang yang hebat di kemudian hari. Dengan mental yang kuat anak akan mampu bangkit dari keterpurukan untuk kembali berdiri di atas kaki sendiri.
Mendorong anak memecahkan masalahnya sendiri.(Foto: Pexels)
Berikut ini kami ulas beberapa cara mendidik anak agar memiliki mental yang kuat.
1. Biarkan Anak Menghadapi Rasa Takutnya
Sebagai orang tua kita harus mengajari anak jika rasa takut tidak selamanya harus dihindari. Terkadang rasa takut harus dihadapi agar anak memiliki jiwa yang pemberani. Dengan menanamkan sifat ini anak dapat tumbuh percaya diri keluar dari zona nyaman dan mencoba hal hal baru.
2. Tanamkan Cara Berpikir Realistis
Dalam menjalani kehidupan kita dapat mengajarkan pada anak jika terkadang orang dewasa juga pernah membuat kesalahan. Hal ini sangat penting disaat anak menghadapi keraguan dan menyalahkan dirinya secara berlebihan.
Hal ini akan mengajarkan cara berpikir yang berbeda, sehingga mereka akan memiliki pemikiran untuk menjadi lebih realistis
3. Ajarkan Anak untuk Mengatur Emosinya Sendiri
Saat anak sedih seringkali kita sebagai orang tua berusaha menghiburnya agar anak berhenti menangis. Namun ada baiknya kita tidak melakukan hal ini terus menerus. Terkadang anak harus diajarkan untuk mengatur emosinya sendiri.
Anak perlu mendapatkan pelajaran emosional sehingga mereka belajar mengelola perasaan mereka sendiri. Anak harus mengerti jika mereka tidak dapat bergantung pada orang lain jika dilanda kesedihan.
4. Jangan Selalu Melindungi Anak
Dalam menjalani kehidupan anak pasti akan mengalami Kesedihan, terluka, dan kecemasan. Terkadang kita perlu membiarkan anak merasakan berbagai macam emosi tersebut, agar mereka memperoleh kepercayaan diri dan kemampuan untuk menangani kesulitan hidup yang tidak bisa dicegah.
Sebagai orang tua terkadang kita hanya cukup memberikan dukungan dan bimbingan saat anak menghadapi ketidaknyamanan agar dapat belajar dari rasa sakit.
5. Libatkan Anak Dalam Pemecahan Masalah
Saat anak mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah, ada baiknya menahan diri untuk menolong. Ada saatnya kita hanya memberikam dorongan agar bisa mengembangkan solusinya sendiri.
Sesekali anak melakukan kesalahan tidak akan menjadi masalah, karena pengalaman adalah guru terbesar dalam hidup.(*)