KETIK, JAKARTA – Berlibur di Bali identik dengan pantai untuk melihat sunset dan sunrise. Gaya berlibur seperti ini memang cukup populer di Pulau Dewata. Namun healing dengan gaya campervan untuk menikmati keindahan alam masih sangat jarang.
Campervan atau camp caravan adalah berlibur menggunakan mobil karavan yang sudah didesain. Biasanya mobil jenis ini bisa digunakan untuk menginap. Nah, campervan di Bali sudah lazim dilakoni wisatawan asing maupun domestik.
Umumnya wisatawan ingin menikmati dari dekat dan menyatu dengan alam. Berikut ini tiga pilihan campervan di Bali yang kerap dikunjungi wisatawan:
Desa Pinggan
Anda yang terbiasa bangun pagi bisa berlibur ke Desa Pinggan. Lakukan aktivitas pagi untuk menikmati kabut tipis yang menutup bagian bawah pedesaan, dengan latar belakang Gunung Agung, Gunung Batur, dan Danau Batur.
Udara pagi di desa dengan ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut ini berkisar antara 16-18 derajat celcius. Desa Pinggan yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini kerap disebut negeri di atas awan.
Perjalanan dari Pantai Kuta menuju Desa Pinggan membutuhkan waktu 2-3 jam menggunakan mobil. Cukup banyak penginapan yang bisa dipilih. Banyak wisata asing memilih campervan di Desa Pinggan.
Danau Tamblingan
Danau ini tidak kalah menarik dibandingkan lokasi wisata lain. Berada di lereng Gunung Lesung sisi utara, Danau Tamblingan menawarkan udara yang sejuk dan segar. Seperti Desa Pinggan, kabut pagi kerap turun di sekitar danau.
Salah satu daya Tarik danau ini adalah perbukitan dan hutan yang mengelilingi danau. Ditambah sebuah pura seolah-olah mempersatukan alam dengan spiritual. Ini sesuai dengan arti tamblingan, yang menurut warga setempat berarti obat dan kemampuan spiritual.
Untuk menuju lokasi ini memnbutuhkan waktu dua jam perjalanan darat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Anda hanya dipungut duit Rp10.000 untuk masuk lokasi. Sementara
Savana Tianyar
Belum banyak yang tahu bila Bali punya savana. Lokasinya berada di kaki Gunung Agung, kabupaten Karangasem. Wisatawan akan terkejut berada di Savana Tianyar, lantaran serasa berada di Afrika.
Hamparan rumput hijau kekuningan menyatu dengan Gunung Agung yang menjadi latar belakang Savana Tianyar. (Foto: Kementerian Pariwisata)
Tidak perlu takut, lantaran di Tianyar tidak ada binatang buas seperti di Afrika. Savana Tianyar menawarkan spot yang instagramable. Hamparan rumput hijau kekuninngan yng menyatu dengan Gunung Agung terlalu sayang untuk dilewatkan.
Objek wisata ini belum dikelola dengan baik. Namun pemerintah setempat sudah menyediakan kamar mandi dan beberapa warung makan. Butuh waktu 2,5 sampai 3 jam perjalanan darat dari Denpasar. (*)