KETIK, SURABAYA – Toru Tokoi warga asal Jepang harus menunggu 12 tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji yang berangkat dari Desa Dangin Puri Kelod, Denpasar Timur, Bali. Sebetulnya pria berusia 73 tahun ini dijadwalkan berangkat tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19, ia baru bisa berangkat tahun 2023 untuk menjadi tamu Allah SWT.
"Awalnya istri saya yang mengajak untuk mendaftar haji. Saya tidak keberatan, karena memang ingin menemaninya, " kata Toru saat menceritakan awal mula mendaftar, Senin (12/6/2023).
Toru menambahkan jika ia bersama istrinya dijadwalkan terbang ke Arab Saudi tahun 2022. Atau dua tahun setelah pandemi Covid-19 melandai. Namun jemaah haji di atas usai 65 tahun tidak diizinkan, membuat keberangkatannya tertunda dua kali.
Ia mengaku bersyukur tahun ini bisa berangkat, setelah menunggu 12 tahun. Toru Tokoi mendapat panggilan sebagai tamu Allah ke Baitullah melalui Embarkasi Surabaya Kloter 46.
Pria asal Tochigi, sekitar 100 km di sebelah utara Tokyo, telah menetap di Indonesia sejak tahun 1995. Ia di Indonesia setelah mempersunting pujaan hatinya, wanita asal Bali yang setia mendampinginya hingga kini. Sejak tahun itu pula Toru Tokui bersaksi mengucapkan dua kalimat syahadat.
"Alhamdulillah, karena saya sudah menjadi muslim, tahun 1996 saya juga sudah dikhitan. Hanya saja karena sudah usia dewasa jadi agak susah prosesnya, " kenangnya malu-malu.
Menurut Toru, di Indonesia, agama merupakan bagian tak terpisahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini berbeda dengan negara asalnya.
"Di sana agama hanya berfungsi secara seremonial ketika seseorang meninggal. Sehari-hari tak tampak kehidupan beragama. Libur nasional karena hari raya keagamaan saja tidak ada, " jelas Toru.
Oleh karena itu Toru sangat terkesan dengan kehidupan beragama di Indonesia. Kehadiran Toru Tokoi yang merupakan mualaf ini disambut hangat Ketua Kloter 46, Jauhar. "Pak Toru kalau ada yang tidak dipahami, jangan ragu untuk menghubungi saya, " ujarnya dengan ramah.
Jauhar mengapresiasi keberangkatan Toru ke tanah suci. Menurutnya, Toru sudah dipilih menjadi tamu Allah di Tanah Suci dan berharap ibadanya mabrur serta maqbul.
Di usia nya yang sudah lebih dari 70 tahun, bapak satu anak ini masih aktif bermain tenis seminggu 3 kali. Ia mengaku tinggal menikmati masa tuanya.
"Dulu saya mengelola bimbingan belajar yang cukup besar di Jepang untuk tes masuk SMA dan universitas. Saya juga mengajar untuk pelajaran matematika dan bahasa inggris," terangnya.
Kini dia telah menyerahkan manajemen bimbingan belajar tersebut kepada temannya. Dia menjalani hari-harinya bersama istrinya di Denpasar. Ketika di tanah suci nanti, Toru memiliki doa agar keluarganya aman sejahtera dan diberi umur panjang. (*)