KETIK, SURABAYA – Sebanyak 10 persen dari populasi pasangan usia subur di Indonesia mengalami gangguan fertilisasi atau masalah kesuburan. Hal ini membuat teknik bayi tabung banyak dipilih sebagai salah satu cara alternatif, kondisi ini membuat permintaan bayi tabung semakin meningkat.
Ketua Perhimpunan In Vitro Fertilization Indonesia (PERFITRI), Dokter Hendy Hendarto mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2022 tercatat 14 ribu pasangan melakukan program bayi tabung dengan presentasi keberhasilan sekitar 40 persen.
"Angka ini terus naik, dari tahun 2021 tercatat 12 ribu pasangan dan ketika pandemi hanya 8 ribu pasangan. Hal ini tentunya menunjukan bahwa teknologi bayi tabung di Indonesia terus berkembang," terang di temui di IVFF 2023, Jumat (9/6/2023).
Meski demikian, dr Hendy juga menyebut masih ada 8 ribu pasangan yang memilih melakukan bayi tabung di luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan lainnya.
"Untuk itu kami memfasilitasi masyarakat Indonesia mengenal layanan bayi tabung di negaranya sendiri melalui In Vitro Fertilization Festival 2023 (IVFF) di Grand City, Surabaya mulai 9 hingga 11 Juni mendatang," paparnya.
Ia mengungkapkan, dalam acara ini ada 17 booth layanan kesehatan yang menyediakan program bayi tabung di Indonesia, masyarakat bisa bertanya langsung mulai dari harga hingga teknologi terkini bayi tabung.
"Kalau pasangan yang belum dikarunia momongan biasanya yang disalahkan adalah istri atau pihak wanitanya. Padahal, masalah kesuburan 40 persen ada di suami, 30 persen ada di istri dan 30 persen ada di keduaanya. Di sini mereka bisa berkonsultasi untuk mendapatkan solusinya," jelasnya.
Selain itu, dokter spesialis kandungan ini juga mengingatkan tidak semua masalah kesuburan harus diselesaikan dengan bayi tabung. Jadi untuk para pasangan tak perlu takut berkonsultasi.
Ditemui ditempat yang sama, dr Niko Azhari Hidayat Sp BTKV (K) pengagas aplikasi Medical Tourism Indonesia mengatakan, kemungkinan kurangnya informasi terkait bayi tabung menjadi alasan masih banyaknya masyarakat yang pergi ke luar negeri.
"Jadi Medical Tourism Indonesia mengandeng PERFITRI untuk mengedukasi masyarakat. Karena dalam hal ini bayi tabung atau health sains ini terus bertumbuh," kata dokter Nico.
Nantinya, acara yang dibuka di Kota Surabaya ini akan dikembangkan ke kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Medan dan lainnya.
"Hal ini supaya layanan kesehatan, khususnya masalah kesuburan itu bisa merata di Indonesia. Saat ini diketahui ada 52 klinik fertilitas di Indonesia," tandasnya. (*)