KETIK, SURABAYA – Zat antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas, sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan seperti tiol atau asam askorbat mengakhiri reaksi berantai ini.
Sel di tubuh menghadapi ancaman setiap saat, mulai dari kekurangan nutrisi sampai infeksi virus dan bakteri.
Ancaman lain juga bisa datang dari radikal bebas. Dalam level yang sangat tinggi, radikal bebas bisa merusak sel, serta menjadi biang penyakit kronis seperti jantung dan kanker.
Antioksidan adalah molekul yang dapat melawan radikal bebas di dalam tubuh.
Cara kerja antioksidan berhubungan dengan cara kerja radikal bebas. Radikal bebas dalam tubuh berupa molekul yang memiliki elektron bebas, di mana seharusnya elektron berpasang-pasangan.
Elektron bebas ini membuat radikal bebas menjadi sangat reaktif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel di sekitarnya.
Karena sifat elektron yang berpasang-pasangan, elektron bebas yang terdapat pada molekul radikal bebas ini dapat mendonorkan elektron atau menerima elektron dari molekul sel tubuh yang sehat.
Molekul sel tubuh yang sehat kemudian akan bersifat sama seperti radikal bebas sehingga menimbulkan banyak radikal bebas lainnya.
Yang istimewa dari kerjanya adalah setelah memberikan elektron, antioksidan tidak akan berubah menjadi radikal bebas seperti jika sel lain yang memberi elektron. Sehingga sifatnya seperti penetralisir sifat reaktif molekul radikal bebas.
Paparan radikal bebas secara berlebihan dan terus-menerus bisa meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini dan beberapa penyakit, seperti penyakit jantung, kanker, dan demensia.
Sering terpapar radikal bebas juga bisa membuat tubuh rentan sakit-sakitan dan lebih berisiko terkena katarak.
Berikut ini adalah jenis-jenis makanan tinggi antioksidan:
1. Stroberi
Stroberi merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan kandungan antioksidan. Kandungan ini memiliki peran penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari efek paparan radikal bebas, yang dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif.
Kandungan antioksidan dalam stroberi juga bermanfaat untuk meredakan peradangan serta menjaga kesehatan kulit dan tulang.
2. Mangga
Buah mangga kaya akan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas serta menurunkan risiko kanker.
Melansir dari buku berjudul Terapi Jus Untuk Rematik & Asam Urat, kandungan vitamin C yang tinggi dan antioksidan mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Buah mangga cocok untuk Anda yang sering menderita masalah pencernaan seperti sembelit. Sebab, kadungan vitamin C dan serat dalam buah mangga bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan.
3. Anggur
Lagi-lagi buah berwarna merah keunguan satu ini menjadi pilihan makanan tinggi antioksidan lainnya. Buah-buahan dengan warna gelap memang terkenal mengandung antioksidan, termasuk fitokimia, yang mengurangi risiko kanker serta penyakit jantung.
Dua jenis fitokimianya, yaitu anthocyanin dan proanthocyanidin mungkin juga berperan dalam menguatkan sistem imun. Bukan cuma antioksidan, anggur pun memiliki vitamin C dan selenium.
4. Cokelat hitam
Sejumlah penelitian medis menyatakan bahwa tanaman kakao merupakan tumbuhan yang banyak mengandung zat antioksidan. Antioksidan itu sendiri berfungsi untuk melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya kanker.
Dengan mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti coklat hitam, maka kesehatan tubuh pun dapat terjaga.
5. Blueberry
Vitamin C pada blueberry juga dapat berfungsi sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Selain vitamin C, antioksidan lain yang terkandung di dalam buah blueberry adalah antosianin dan flavonoid.
Antioksidan pada blueberry bermanfaat untuk menjaga kelancaran aliran darah, mencegah terjadinya aterosklerosis, serta mengurangi risiko kanker.
Kandungan-kandungan nutrisi di dalam blueberry, terutama vitamin C dan antioksidan lainnya dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Zat tersebut juga membantu memperlambat perkembangan beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker usus besar, dan kanker prostat. (*)