KETIK, SURABAYA – Wahana wisata Jurang Kuping Surabaya Barat kini mati suri. Pengunjung yang biasa rekreasi hari minggu nampak sepi. Destinasi wisata di Kecamatan Benowo ini sekitar tahun 1990-an dikenal warga kota Surabaya..
Lokasi Jurang Kuping tersebut terkenal dengan pemandangan pohon siwalan. Puluhan pohon siwalan yang tersebar mendominasi di lokasi tersebut. Keindahan Jurang Kuping terlihat ketika sang surya mau tenggelam di ufuk barat. Pada hari minggu, pengunjung yang ke lokasi ini bisa membeli buah siwalan dan air legen
Seperti diketahui, di Jurang Kuping terdapat sebuah waduk. Pada musim kemarin air waduk surut. Bila musim hujan waduk dipenuhi air. Pada saat waduk penuh dimanfaatkan untuk memancing ikan.
Sekitar waduk sering digunakan untuk kegiatan pramuka. Kelompok pramuka datang di lokasi ini memasang tenda-tenda untuk camping. Pramuka camping di area ini bukan saja dari Surabaya. Mereka ada yang berasal dari Gresik dan Lamongan. Jurang Kuping memang lokasinya terletak di perbatasan Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.
Wahana Wisata Jurang Kupang lain dulu lain sekarang. Pohon aren yang jumlahnya ratusan sekarang kelihatan berkurang. Sebab, pemilik pohon aren kesulitan mencari tenaga untuk memanjat pohon siwalan. Tinggi setiap pohon sekitar 4 sampai 5 meter. Tenaga yang memanjat pohon tersebut harus mempunyai keahlian dan keberanian.
Jalan menuju wahana wisata ini nampak kurang terawat. Sebelum masuk kawasan wisata ini harus melalui jalan kampung. Mereka yang ingin ke Jurang Kuping melalui masuk kampung Rejosari, Benowo.
Dari kampung Rejosari munuju ke waduk jaraknya sekitar 500 meter. Kondisi jalan rusak, banyak kerikil yang berserakan di jalan tersebut.
Meski kondisi jalan rusak, masih banyak pelajar SMP yang datang ke sana. Mereka mengunumpulkan data untuk membuat karya tulis.
Pohon aren yang tumbuh subur di Wahana Wisata, Benowo Surabaya (Foto: Ara for Ketik.co.id)
WARUNG MIRAS
Jalan utama menuju waduk Jurang Kuping kini banyak warung. Bentuk bangunannya semi permanen. Bangunan warung terbuat dari bahan kayu. Beratap seng atau asbes. Ukuran warung bervariasi. Di dalam warung tersedia beberapa meja. Di depan meja panjang ada dan tempat duduk dari kayu.
Masyarakat sekitar Rejosari menyebut warung di area ini adalah “Warung Gembira”. Sebab, deretan warung yang ada di sana buka pada malam hari. Semua warung pagi dan siang tutup. Pemilik warung mulai membuka usahanya setelah jam 16.00 WIB. Ada juga yang buka selepas magrib.
Pengunjung warung malam tersebut kebanyakan berasal dari luar Benowo Hampir semua warung menyediakan minuman keras (Miras). Misalnya tuwak, bir dan sejenisnya.
Anisa, salah satu pemilik wagung mengatakan, di warungnya tersedia minuman bir dan tuwak. Makanan yang tersedia adalah mie isntan. "Kalau ada tamu minta penyetan welud dan ikan, ya saya layani," katanya kepada Ketik.co.id, Sabtu lalu.
Wanita paruh baya ini buka warung hanya sore hingga malam Menurut Anisa, di warungnya tidak menyediakan bandar khusus. Bandar yang dimaksud adalah pramuria. Mereka siap melayani pengunjung yang lagi meneguk miras. "Bandar ini hanya melayani waktu minum saja. Tidak ada hal-hal yang menjurus asusila”, katanya.
Anisa terpaksa menyambung hidupnya buka warung karena kena PHK di tempat kerjanya. Dia pekerja pabrik sepatu di Tanjungsari, Surabaya.
Apakah badar ini bekerja hingga pagi?. Menurut Anisa bandar melayani pengunjung tergantung mereka menikmati miras. Seorang bandar honornya semalam antara Rp 100 hingga Rp 150 ribu.
Beberapa siswa SMP di kawasan Benowo mengumpulkan data untuk menyusun karya tulis di Lokasi Wahana Wisata Kurang Kuping, Benowo, Surabaya (Foto : Ara for Ketik.co.id)
Secara terpsah, Samiaji, sesepuh kampung Rejosari mengatakan bahwa nasib wahana wisata Jurang Kuping ini tergantung dari pemerintah kota Surabaya.
Lelaki setengah baya yang akrab dipanggil Romo ini telah dipercaya untuk mengawasi lokasi Jurang Kuping. Sebab, Samiaji penduduk asli kelaihran kampung Rejosari, Benowo. Rumah Samiaji dibuat pondok. Namanya Pondok Deling Kuning. “Mereka yang mondok di sini belajar mengenai budaya dan spiritual”, kata Romo kepada Ketik.co.id
Keberadaan Jurang Kupang perlu dipertahankan. Sabab, tempat ini mempunyai sejarah panjang di Benowo, Surabaya Barat. "Jurang Kuping perlu dipertahankan sebagai wahana wisata. Akhir-akhir ini banyak para pengembang ingin membangun perumahan di kawasan Jurang Kuping”, kata Romo Samiaji.(*)