KETIK, MALANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap Leptospirosis. Penyakit tersebut tersebar dari bakteri yang dihasilkan oleh air kencing hewan yang terinfeksi.
Lebih lengkap, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Meifta Eti Winindar menjelaskan kuman Leptospira Sp dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui cara tertentu.
"Kuman tersebut masuk ke tubuh melalui kulit yang luka, selaput mukosa atau mata, hidung, dan mulut, yang kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi kencing tikus selama 1-2 minggu," ujar Meifta pada Jumat (9/2/2024).
Ia menyampaikan bahwa lingkungan yang terkontaminasi dapat berupa banjir, genangan, tempat sampah, sawah, kebun, sungai, dan berbagai sumber air.
Adapun gejala yang ditimbulkan lakibat Leptospirosis ialah demam dengan subu lebih dari 38,5° Celcius, sakit kepala, badan lemas hingga nyeri otot.
"Ada gejala lain, meliputi mata atau kulit yang menguning, mata yang memerah, tidak mengeluarkan kencing atau kencing sedikit dengan warna yang kecoklatan seperti teh," lanjutnya.
Leptospirosis dapat terjadi penularan jika terjadi kontak dengan media yang mengandung bakteri Leptospira Sp dan masuk melalui luka atau lecet dalam tubuh.
Untuk melakukan pencegahan, dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu menjaga sanitasi lingkungan tetap higienis juga penting untuk dilakukan. Penggunaan APD yaitu sarung tangan, sepatu boot, masker, tetap perlu dilakukan saat melakukan aktivitas di lingkungan terkontaminasi.
"Pengobatan mudah dengan antibiotik, apabila terlambat dapat mengakibatkan kematian. Segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami salah satu gejala tersebut," tutupnya. (*)