KETIK, JAKARTA – Kualitas udara yang memburuk akhir-akhir ini masih menjadi buah bibir yang hangat diperbincangkan, pasalnya kerugian dari polusi sudah merembet ke penyakit saluran pernapasan bahkan menyebabkan kematian.
Beberapa jenis pencemaran udara yang paling sering ditemukan adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Photochemical Oksida dan Partikel.
Dampak Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).
Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tiap tahun ada 7 juta orang meninggal akibat polusi udara dalam dan luar ruangan.
Dari jumlah itu, lebih dari 2 juta kematian berasal dari Asia Tenggara.
Berikut 5 penyakit akibat polusi udara
1. Asma
Polusi udara membuat kondisi orang dengan penyakit asma semakin buruk. Riset di California terhadap 53 anak penderita asma (9-18 tahun) didapat hubungan paparan PM 2,5 dengan penurunan fungsi paru pada pasien asma
2. ISPA
Polusi udara meningkatkan keparahan infeksi saluran napas terutama pada anak.
Studi terbaru di 2022 pada lebih dari 573 ribu anak dari 35 negara berkembang memiliki temuan menarik. Feni menjelaskan peningkatan 10 mikrogram per meter kubik PM 2,5 berhubungan dengan risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
3. Tuberkolosis
Dari riset pada 2019, kenaikan risiko TBC ditemukan pada wilayah yang polusi udaranya tinggi. Kemudian riset terbaru pada 2021, pada lebih dari 83 ribu kasus TBC baru di China ditemukan paparan jangka panjang maupun pendek polusi udara, berhubungan dengan kasus TBC baru, risiko TBC dan kematian akibat TBC.
4. Pneumonia
Dikutip dari Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan pembengkakan atau peradangan pada kantong udara di salah satu ataupun kedua paru-paru.
Ada bukti kuat bahwa polusi udara menyebabkan penyakit dan kematian pada anak-anak dengan peningkatan risiko berat badan lahir rendah, infeksi saluran pernapasan bawah akut seperti pneumonia, dan penurunan fungsi paru-paru.
5. Kanker paru-paru
Menurut data dari Kemenkes, warga yang tinggal di kota dengan polusi udara semakin terancam terkena penyakit kanker paru-paru. Bahkan, walau tingkat polusinya masih di bawah batas maksimum.
Badan kesehatan dunia PBB (WHO) menganjurkan paparan tahunan dibatasi hingga 20 mikrogram per meter kubik bagi PM 10 dan 10 mikrogram per meter kubik bagi PM2,5.
Ternyata, hasil penelitian baru menemukan resiko terkena penyakit kanker pada setiap level dan membenarkan bahwa semakin tinggi levelnya, semakin besar resikonya. Hasil ini sudah termasuk memperhitungkan kebiasaan merokok, pola makan dan pekerjaan. (*)