KETIK, BLITAR – Sejumlah wartawan diusir saat hendak meliput acara Paguyuban Kepala Desa (PKD) Kabupaten Blitar bertajuk “Satu Komando Bersama Sampai Akhir” yang berlangsung di Hotel Grandmansion, Kamis, 10 Oktober 2024.
Pengusiran dilakukan langsung oleh salah satu pembicara dalam acara tersebut, Kamis 10 Oktober 2024.
"Saya kepala desa, saya juga punya media. Tidak semua hal bisa dipublikasikan,” ungkap salah satu pembicara dengan nada tegas mengusir para jurnalis yang mencoba meliput acara tersebut.
Acara ini menjadi perhatian karena berlangsung di tengah masa kampanye Pilkada 2024. Kejanggalan semakin terlihat ketika para kepala desa yang hadir dilarang membawa ponsel ke dalam ruangan.
Ponsel-ponsel tersebut dikumpulkan dalam sebuah kardus sebelum acara dimulai.
Ketua DPC Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Kabupaten Blitar, Tri Haryono, juga terlibat dalam pengusiran wartawan. “Selain kepala desa, mohon keluar,” ucap Tri Haryono.
Acara yang berlangsung di Hotel Grandmansion, Kota Blitar ini dihadiri hampir 200 kepala desa se-Kabupaten Blitar.
Setelah kegiatan berlangsung, Humas Papdesi yang juga Kepala Desa Rejowinangun, Bhagas Wigasto menjelaskan bahwa pengusiran wartawan terjadi karena misskomunikasi.
Hp para kepala desa yang dikumpulkan, Kamis 10 Oktober 2024. (Foto: Favan/ketik.co.id)
Namun, dirinya juga mengiyakan bahwa Ketua Papdesi Kabupaten Blitar telah melakukan pengusiran terhadap wartawan.
"Iya benar tadi Pak Tri yang ngomong seperti itu, mohon maaf tadi hanya misskomunikasi saja," ujarnya.
Bhagas juga berdalih dikumpulkannya ponsel seluruh kepala desa guna fokusnya dalam acara. Selain itu pihaknya mengatakan bahwa acara ini tidak ada unsur politik dan dukungan dalam Pilkada 2024.
"Biar para kepala desa bisa fokus makanya hp-nya dikumpulkan, tidak ada unsur politik dan dukungan ke Pilkada 2024 di acara ini," pungkasnya.(*)