KETIK, JAKARTA – Sebanyak 13 virus, salah satunya berusia 48.500 tahun, diangkat dari daratan beku atau permafrost di Siberia, Rusia, oleh sekelompok ilmuwan. Mungkinkah bisa bangkit lagi dan memberi ancaman pada manusia?
Sebuah makalah di jurnal bioRxiv berjudul "An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost" yang belum melalui proses peer-review, mengungkapkan, virus-virus itu bagian dari bahan organik yang mencair di tanah beku permafrost akibat pemanasan iklim
Penelitian baru ini dipimpin oleh mikrobiolog Jean-Marie Alempic dari French National Centre for Scientific Research.
"Situasinya akan menjadi lebih berbahaya pada kasus penyakit pada manusia, tumbuhan, atau hewan yang disebabkan oleh pembangkitan virus purba yang tidak diketahui," tulis studi "viral" tersebut seperti yang dikutip dari New York Post.
Tim ahli lintas negara ini, di antaranya dari Institut de Microbiologie de la Méditerranée Prancis, Institute of Experimental Medicine Rusia, hingga Alfred Wegener Institute Jerman, menyatakan penelitian ini dimaksudkan untuk meluruskan soal kesalahpahaman virus yang hidup kembali di dua penelitian sebelumnya.
"Tidak ada laporan tambahan tentang virus 'hidup' yang telah dipublikasikan sejak dua studi asli yang menjelaskan pithovirus (2014) dan mollivirus (2015)," ungkap mereka.
"Kejadian seperti itu jarang terjadi dan bahwa 'virus zombie' bukanlah ancaman kesehatan masyarakat," lanjut keterangan itu.
Tim ahli lintas negara ini, di antaranya dari Institut de Microbiologie de la Méditerranée Prancis, Institute of Experimental Medicine Rusia, hingga Alfred Wegener Institute Jerman, menyatakan penelitian ini dimaksudkan untuk meluruskan soal kesalahpahaman virus yang hidup kembali di dua penelitian sebelumnya.
"Tidak ada laporan tambahan tentang virus 'hidup' yang telah dipublikasikan sejak dua studi asli yang menjelaskan pithovirus (2014) dan mollivirus (2015)," ungkap mereka.
"Kejadian seperti itu jarang terjadi dan bahwa 'virus zombie' bukanlah ancaman kesehatan masyarakat," lanjut keterangan itu.
Tim mengungkapkan 13 virus yang diteliti dengan protokol ketat ini termasuk dalam lima clade (kelompok organisme yang berevolusi dari nenek moyang yang sama) berbeda yang menginfeksi Acanthamoeba spp.
Yakni, pandoravirus, cedratvirus, megavirus, pacmanvirus, serta keturunan (strain) pithovirus baru.
"Namun sebelumnya tidak dihidupkan kembali dari permafrost," imbuh para pakar.
Terlepas dari itu, tim pakar yang dipimpin oleh Jean-Marie Alempic dari Prancis ini mengungkap potensi virus untuk tetap menginfeksi walau sudah membeku ribuan tahun.
"Penelitian ini menegaskan kapasitas virus DNA besar yang menginfeksi Acanthamoeba untuk tetap menular setelah lebih dari 48.500 tahun dihabiskan di permafrost yang dalam," tulis tim. (*)