KETIK, IBU KOTA NUSANTARA – Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim ramai dikritik warganet. Di media sosial, mereka 'nyinyir' hasil karya I Nyoman Nuarta itu tidak sesuai dengan karakter Burung Garuda.
Netizen menilai penampakan sayap Istana tersebut yang berwarna coklat gelap sehingga memunculkan kesan menyeramkan dan mistis.
Menang faktanya, posisi kepala Garuda menghadap ke depan, kepakan sayap Garuda cenderung menonjol tajam pada sisi atas, dan badan Garuda tampak lebih minimalis.
CEO Ketik Kiagus Firdaus yang menyaksikan langsung di lokasi, Jumat (16/8/2024) membantah tudingan netizen yang menyebut Istana Garuda seram, mistis dan tidak aman.
"Itu hanya tudingan, nyinyiran para netizen yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saya menyaksikan langsung, hadir dan menjadi saksi dari titik terdekat Istana Garuda IKN. Ini proyek luar biasa dan fantastis," kata Kia.
Megahnya Istana Garuda, lanjutnya, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ia belum menemukan kata yang lebih pas dan bisa mewakili kemegahan Istana Garuda IKN.
Kia menegaskan, IKN tidak bisa dinilai terpisah, harus komprehensif karena IKN merupakan kawasan baru, terpadu dan menjadi pusat peradaban baru di Indonesia.
"Membangun IKN, Istana Garuda, dan seluruh kawasan di sini membutuhkan waktu panjang. Semua hasilnya tidak bisa hanya dijatuhkan dengan tudingan-tudingan yang disematkan tanpa bukti, tanpa mengetahui fakta sebenarnya," tegas Kia.
Kesan pertama ketika tiba di IKN menjelang H-1 Upacara Kemerdekaan ke-79 RI perdana di Ibu Kota Nusantara membuat tamu undangan tercengang dan kagum.
"Sekitar 1,3 KM dari Istana Garuda terdapat Taman Kusuma Bangsa, yang dihiasi patung Bung Karno dan Bung Hatta. Jika ditarik lurus, satu kesatuan dengan Istana Garuda hingga Titik Nol IKN yang disebut sebagai Sumbu Kebangsaan. Ini maha karya luar biasa dan penuh dengan makna," bebernya gamblang.
Ketik.co.id menjadi menjadi saksi sejarah. Pertama kali upacara kemerdekaan digelar di Ibu Kota Nusantara, ibu kota masa depan setelah Jakarta. (*)
