KETIK, SURABAYA – Ada hal unik pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang digelar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis, (2/4/2024). Terdapat 9 peserta disabilitas yang tampak semangat dan optimistis mengikuti tes UTBK.
Mereka terdiri dari 2 peserta tunanetra dan 7 peserta tunadaksa. Dalam pelaksanaanya mereka diberikan pendamping untuk membantu memahami soal yang diberikan. Unesa sendiri merupakan satu-satunya PTN di Surabaya yang menyediakan sesi UTBK untuk diabilitas.
Wakil Rektor 1 Unesa, Prof. Dr. Madlazim, M.Si. mengatakan pelaksanaan tes UTBK untuk penyandang disabilitas ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen untuk memberikan akses dan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi kepada semua, disabilitas maupun yang non-disabilitas.
"Jadi tidak ada diskriminasi, semua kami berikan kesempatan dan siapkan fasilitas ramah disabilitas. Selain disiapkan pengawas dan pendamping dari unsur dosen dan mahasiswa PLB juga dari SMCC untuk masing-masing peserta, juga disiapkan alat-alat khusus," jelasnya saat ditemui di Gedung Rektorat Unesa Kampus Lidah Wetan, Kamis (2/5/2024).
Lebih lanjut, Kasubdit Infrastruktur dan Teknologi Informatika, dan Pusat Data, I Gusti Lanang Putra Eka Prismana menambahkan, dari aspek persiapan untuk sesi disabilitas hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Dari sisi aplikasi, disiapkan teknologi NVDA (Non-Visual Desktop Access) untuk membantu peserta tunanetra dalam membaca dan memahami teks soal.
"Teks yang ada di layar ditransformasikan menjadi suara. Selain itu, juga ada bantuan reglet dari pusat," tambahnya.
Komitmen Unesa pada disabilitas tidak hanya pada pelaksanaan UTBK, tetapi juga melalui pembukaan jalur penerimaan disabilitas pada jalur mandiri. Peserta yang misalnya belum berhasil di jalur UTBK, bisa menggunakan nilai UTBK-nya untuk mendaftar di jalur mandiri kategori disabilitas atau jalur non-tes disabilitas.
Salah satu peserta disabilitas yang mengikuti UTBK di Unesa. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Ferdinan Valentino, salah satu peserta tunanetra menyampaikan bahwa tes yang dijalaninya berjalan lancar. Dia sudah melakukan persiapan sehingga tidak deg-degan saat berhadapan dengan soal UTBK.
“Saya sudah belajar dan lancar. Tadi ada beberapa soal yang saya pelajari, tapi tidak keluar,” ucap peserta yang ditemani ayahnya itu.
Pria yang akrab disapa Valen itu awalnya merasa tidak percaya diri untuk kuliah. Namun, demi untuk belajar didukung orang tuanya, dia memilih untuk berjuang masuk Unesa melalui jalur UTBK. Di Unesa ia memilih prodi S-1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan S-1 Ilmu Komunikasi.
“Saya punya motivasi tersendiri untuk mengambil prodi tersebut. Saya pilih S-1 PLB ingin seperti lulusan mahasiswanya yang disabilitas memiliki nilai unggul yang dapat bersaing dengan orang pada umumnya," pungkasnya.(*)