KETIK, MALANG – Jelang Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2023 mulai banyak bermunculan pedagang bendera di pinggir jalan Kota Malang. Para pedagang mengaku mengalami fluktuasi dalam penjualan mereka.
Mestin, salah satu pedagang bendera di Jalan Soekarno-Hatta mengaku penjualannya sejak bulan Juli lalu mengalami peningkatan. Dalam sehari lebih dari 10 pembeli yang ia dapatkan.
"Jualan di sini sejak bulan Juli kemarin. Alhamdulillah ada peningkatan penjualan. Satu hari kadang-kadang ada 10 pembeli. Itu belum yang lain seperti tiangnya. Saya baru tahun ini jualan bendera. Penjualan ramai, tapi paling ramai sejak dua minggu ini," paparnya pada Sabtu (12/8/2023).
Berbagai ukuran bendera ditawarkan, dengan harga berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 250.000. Menurut Mestin, banyak pembeli yang datang saat malam hari.
"Orang-orang kebanyakan mencari bendera yang biasanya dibuat upacara. Sedangkan yang ukuran 10 meter, yang biasa di atap rumah hanya laku dua. Penjualannya dari pagi sampai sekarang masih dua orang. Biasanya ramai nanti pas malam," tambahnya.
Bendera-bendera tersebut ia dapatkan dari supplier asal Bandung dengan kain yang berkualitas. Hasil dari penjualan tersebut akan disetorkan pada supplier untuk dibagikan komisi sesuai dengan kesepakatan.
Mestin, pedagang bendera di Jalan Soekarno-Hatta (foto: Lutfia/ketik.co.id)
Berbeda dengan Ahmad, pedagang bendera di Jalan Raya Tidar. Ia sudah berjualan bendera selama tiga tahun di lokasi tersebut. Tahun ini, penjualannya mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tidak mesti pembelinya, kadang ramai, kadang sepi. Soalnya tahun ini tidak sepert tahun kemarin, masih ramai tahun kemarin. Sekarang paling ramai, satu hari sapat 10 pembeli," keluh Ahmad.
Omzet yang ia dapatkan pada tahun lalu mencapai Rp 15 juta. Namun untuk tahun ini kemungkinan omzet yang ia dapatkan mengalami penurunan drastis, yakni Rp 5 juta.
"Turun drastis sekarang. Kurang tahu juga kenapa. Mungkin faktor ekonomi masyarakat," tambahnya.
Bendera-bendera yang ia jual merupakan produksi dari saudaranya sendiri. Kebanyakan pembeli berasal dari warga perumahan dekat lapak jualannya.
"Di sini tidak terima pesanan, hanya menyediakan barang jadi. Biasanya yang membeli orang-orang dari kampus atau perumahan dekat sini," sebutnya.(*)