KETIK, MALANG – Universitas Tribhuana Tunggadewi (Unitri) Malang tengah serius membahas riset dan perkembangan biochar di berbagai negara.
Guna mengetahui potensi biochar ke depannya, digelarlah Seminar Internasional Biochar for Carbon Capture and Storage to Achieve Sustainable Development Goals.
Rektor Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc menjelaskan, Unitri ikut berkontribusi dalam membentuk Asosiasi Biochar Indonesia (ABI) pada 2012 lalu.
"ABI itu dibentuk di Unitri pada 2012 saat seminar tentang biochar dan mengumpulkan beberapa orang ahli. Kemudian terbentuklah forum bernama ABI itu," ujar Prof Eko, Senin (3/6/2024).
Unitri juga menjadi satu-satunya kampus yang memiliki laboratorium khusus biochar. Menurut Prof Eko, biochar memiliki banyak potensi kerja sama lintas negara salah satunya dalam peningkatkan kesuburan tanah.
"Kita akan coba bawa Unitri supaya dikenal di negara lain apalagi yang datang ada Ketia Asosiasi Biochar Jepang, dari University Malaya. Kalau kita undang kan akan membentuk kerjasama dengan universitasnya," tambahnya.
Sementara itu Prof Bambang Hari Kusumo, Rektor Universitas Mataram menjelaskan, seminar tersebut mengumpulkan para ahli dan peneliti untuk membahas riset terbaru biochar.
"Jadi bisa share ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan kerjasama. Kemudian kalau sudah kenal bisa bangun kolaborasi yang seperti apa. Tujuannya agar kita tahu juga perkembangan riset biochar dari negara lain," ujar Prof Bambang.
Biochar merupakan black carbon yang dihasilkan dari proses pyrolysis. Berbagai bahan organik mulai sari kayu, dan sebagainya dapat diproses pemanasan dengan minim atau tanpa oksigen.
"Dia dimasukkan dalam tong, ditutup rapat dan dia dipanaskan. Lama-lama berubahlah bentuk dari bahan kayu yang warnanya coklat menjadi hitam," tambahnya.(*)