KETIK, GARUT – Situ Cangkuang terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Situ ini memiliki luas kawasan sekitar 340,78 Ha termasuk pulau di tengahnya yang dijadikan kampung adat bernama kampung Pulo.
Di tengah situ Cangkuang terdapat pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha di mana Candi Cangkuang berada.
Di dalam candi itu terdapat patung Siwa yang diperkirakan dibangun pada abad 8 M dan merupakan peninggalan budaya hindu di Jawa Barat.
Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belumlah diketahui.
Candi Cangkuang bercorak Hindu di tengah situ (Foto: Pesona Indonesia)
Satu hal yang menarik, meskipun berasal dari masa Hindu, namun di sekitar candi banyak terdapat peninggalan masa Islam awal di Jawa Barat.
Selain itu juga terdapat makam eyang Embah Dalem Arif Muhammad yang terletak persis di pinggir candi.
Arif Muhammad adalah seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Cangkuang dan sekitarnya. Berdasarkan cerita ia adalah seorang menantu Sultan Sumenep dari Madura.
Ia mendapat tugas dari Sultan Agung Mataram pada permulaan abad ke-17 untuk menghancurkan kubu pertahanan VOC Batavia. Peninggalan Arif Muhammad tertata dengan rapi di dalam museum yang berisi foto-foto dan berbagai naskah kuno.
Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur.
Makam Embah Dalem Arief Muhammad tokoh Islam di tengah situ (Foto: Pesona Indonesia)
Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar makam Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo.
Setelah mendarat di pulau yang berada di tengah Situ Cangkuang untuk menuju ke Candi Cangkuang, kita akan menemui Kampung Adat Pulo.
Kampung Pulo ini hanya terdiri dari enam rumah dan masjid. Rumah di Kampung Pulo tidak pernah ditambah atau dikurangi, sesuai dengan ketentuan adat.
Seperti layaknya permukiman adat lainnya di Jawa Barat, rumah berbentuk panggung dengan seluruh dinding terbuat dari kayu dan bilik. Dinding ini dilapisi kapur.
Mengenai tarif tiket masuk dikenakan sebesar Rp5.000 per anak, dan Rp10.000 per orang dewasa. Lokasi Situ Cangkuang relatif mudah ditemukan karena sudah terdaftar di Google Maps.(*)