KETIK, SIDOARJO – Gerombolan remaja berlagak menjadi gangster. Mereka tega menghabisi nyawa seorang pemuda dan melukai seorang lainnya di Jalan Pahlawan, Kota Sidoarjo, pada Minggu Subuh (10/3/2024). Masyarakat marah. Berandalan seakan-akan bebas berkeliaran di wilayah hukum Polresta Sidoarjo. Brutal.
Tragedi sadistis itu terjadi menjelang Subuh. Lokasinya beberapa puluh atau seratusan meter saja dari bekas Koramil Sidoarjo dan bekas Mapolsek Kota. Tepatnya, depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur.
Informasinya, sekitar 02.30 Minggu dini hari itu, terlihat rombongan remaja bersepeda motor. Dari arah perempatan Babalayar menuju arah GOR Delta. Tak lama setelah itu, ada keributan. Kemudian terdengar sama-samar teriakan minta tolong.
”Saya fokus kerja. Jadi, tidak begitu memperhatikannya,” ujar Andhi, satpam yang berjaga di sekitar lokasi kejadian.
Rombongan remaja itu lantas pergi. Mereka berpakaian hitam-hitam. Pengguna jalan pun melewati tempat kejadian. Alangkah terkejutnya mereka. Sebab, di atas aspal ada dua tubuh remaja. Mereka tergeletak. Berdarah.
Seorang masih tampak bergerak-gerak. Dia bernama Lukmanul Hafidz, warga Tanjungsari, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Lukman merintih kesakitan. Kakinya tak dapat digerakkan. Dia ditolong dan segera dilarikan oleh petugas ke RSUD RT Notopuro, Sidoarjo.
Seorang lagi terlihat terkapar di atas aspal. Tubuhnya tak bergerak lagi. Dia adalah Achmad Maulana. Pemuda 17 tahun asal Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, itu mengenakan kaus hitam. Di dekatnya ada pecahan kaca dan sandal. Juga sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi (nopol) KT 5545 GM.
Pengendara mencoba menolongnya. Namun, mereka terkejut. Sebab, Maulana sudah tidak bernyawa lagi. Dia tewas. Luka-luka bermunculan di sekujur tubuhya. Dokter RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong memastikan Maulana tewas akibat tindakan kekerasan. Jenazahnya diotopsi.
Minggu siang, jenazah Maulana dibawa pulang ke rumah keluarganya di Desa Plumbungan, Sukodono, Sidoarjo. Warga desa menyambutnya dengan iba. Saat mobil ambulans jenazah datang, mereka prihatin. Sungguh malang nasib Maulana. (*)