KETIK, MALANG – Pemkab Malang melakukan uji coba makan bergizi gratis di SDN 2 Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin, 21 Oktober 2024. Uji coba tersebut guna mendukung program Presiden Prabowo Subianto.
Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Malang terlibat dalam uji coba tersebut. Di antaranya, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan.
Selain Pemkab Malang, turut hadir pada uji coba makan bergizi gratis tersebut, anggota DPRD Kabupaten Malang Ahmad Andi. Menu makanan yang diberikan kepada para siswa yakni nasi, ayam, sayur buah dan susu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi mengatakan, pada uji coba makan bergizi gratis tersebut didapatkan fakta yang memprihatinkan.
"Ternyata, sangat memprihatinkan. Kegiatan tersebut sangat dibutuhkan. Hampir 50 persen mereka tidak sarapan pagi," ujar Mahila kepada Ketik.co.id, Rabu, 23 Oktober 2024.
OPD Pemkab Malang terkait ketika uji coba Makan Bergizi Gratis. (Foto: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang).
Lebih lanjut ia mengatakan, ketika ada yang makan pagi, mereka belum memenuhi kebutuhan gizi. "Kadang-kadang hanya beli mi. Kondisi mereka banyak yang memprihatinkan," ucapnya.
Karena itu, menurut mantan Kepala Disperindag Kabupaten Malang ini makan bergizi gratis tersebut sangat penting. Pemkab Malang juga siap mengimplementasikan program-program dari Presiden Prabowo Subianto.
"Makan bergizi tersebut sangat dibutuhkan," terangnya.
Apalagi katanya, untuk mewujudkan program tersebut di Kabupaten Malang sebenarnya sangat memungkinkan. Mengingat Kabupaten Malang memiliki potensi bahan pangan yang luar biasa.
"Karena semua produk yang dibutuhkan itu surplus. Kami tinggal menghitung data dari Dinas Pendidikan berapa yang dibutuhkan," terangnya.
Makan bergizi gratis ini kata Mahila sekaligus bertujuan untuk mencegah stunting. "Sempat di pikiran tentang keluarga stunting, ibu hamil dan menyusui kami hitung," terangnya.
Dikatakannya, para siswa antusias mendapat uji coba makan bergizi gratis. "Sekarang kami sedang mencari pola implementasinya. Karena harus melibatkan pihak terkait, tidak bisa Ketahanan Pangan sendirian," tuturnya. (*)