KETIK, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka (AWMM) untuk membangun iklim wirausaha di kalangan mahasiswa. Tahun ini terdapat 400 mahasiswa dari 46 perguruan tinggi yang mengikuti program tersebut.
Nantinya, mahasiswa mengikuti program selama enam bulan dan akan diakumulasikan menjadi 20 SKS. Tak hanya dibekali pengetahuan dan ilmu berbisnis, mahasiswa juga mendapatkan modal pengembangan bisnis hingga Rp 3 juta per kelompok.
Unti Ludigdo selaku Wakil Rektor (WR) V Bidang Riset dan Inovasi UB menuturkan, AWMM selaras dengan program pemerintah menambah satu juta wirausahawan baru.
"Kita mendukung program pemerintah yang 2024 menargetkan menambah sejuta wirausahawam baru. Sehingga target 3,9 persen rasio warga Indonesia yang menjadi wirausahawan bisa tercapai," ujarnya pada Senin (28/8/2023).
Ia berharap seluruh mahasiswa yang mengikuti program AWMM tidak berhenti setelah program selesai. Unti mendorong mahasiswa untuk memaksimalkan program yang ada dan dapat menjadi wirausahawan yang sukses di kemudian hari.
"Ini tentu mengandung tanggung jawab besar bagi UB sehingga nanti mahasiswa AWMM yang dikelola UB benar-benar menjadi wirausahawan. Kalau hanya berhenti di even ini, sayang kesempatan yang ada. Maka manfaatkan betul-betul sehingga 20 SKS yang didapat, saya harap tidak sia-sia," lanjutnya.
Sementara itu, Mohammad Iqbal selaku ketua AWWM menjelaskan mahasiswa akan diberi pendampingan dan monitor walaupun program telah selesai. Monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa bertanggung jawab atas dana dan prototipe usaha yang telah mereka rancang.
"Memang spiritnya membangun entrepreneurship mahasiswa. Mahasiswa adalah individu yang banyak mendapatkan supply knowledge. Kita ingin menjadikan mereka tangkas berwirausaha. Melalui membangun usaha yang terukur, bisa upgrade kapasitas dan kapabilitas mereka," paparnya.
Lewat AWMM, mahasiswa akan dibekali dengan cara untuk mengkreasikan peluang usaha yang mereka cetuskan. Jika usaha yang mereka kembangkan berhasil, tentu akan berpengaruh pada terciptanya peluang kerja bagi pihak lain.
"Kami terus motivasi, pendekatannya ada expertising, empati dibangun melalui serangkaian pengetahuan bisnis, pengetahuan fungsi-fungsi bisnis dan pengetahuan lain. Harapan kita mendorong teman-teman bisa mengkreasi peluang usaha atau membuka lapangan pekerjaan," serunya.(*)