KETIK, MALANG – Sampah masih menjadi persoalan di Kota Batu. Pasca ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Tlekung di Desa Tlekung, Junrejo pada (30/8/2023) lalu, sampah warga Kota Batu dikelola di tiap desa atau kelurahan. Masalah ini disorot Partai Gelora.
Ketua DPD Partai Gelora Kota Batu, Zany Pria Romadudin menilai sejauh ini Pemkot Batu terkesan meminta warga untuk mengurus sampah sendiri. Padahal sampah juga merupakan permasalahan yang harus dihadapi bersama baik warga maupun pemerintah.
"Sampai sekarang penanganan sampah masih belum sempurna. Pemkot Batu terkesan meminta warga untuk mengurus sendiri masalah persampahan sampai hari ini," jelasnya, Selasa (21/11/2023).
Ketua DPD Partai Gelora Kota Batu, Zany Pria Romadudin
Menurut Pria yang akrab disapa Dudin ini, Pemkot Batu sejauh ini melakukan penyelesaian sampah masih parsial. Artinya, penyelesaian sampah tidak dilakukan secara komprehensif. Atau hanya diselesaikan oleh lingkungan terkecil.
"Seperti pembakaran sampah di lingkungan RT dan RW. Padahal pembakaran mengakibatkan asap yang mengganggu pernafasan," tambahnya.
Dudin berharap, Pemkot Batu segera mengelola sampah dengan baik. Niat dan juga manajemen yang baik diperlukan agar sampah bisa bernilai ekonomis. Sehingga sampah dapat memberikan manfaat bagi warga.
"Dan dengan sampah dimanajemen yang baik, sampah menjadi rupiah. Karena (Melalui sampah yang dimanajemen dengan baik) bisa menyediakan lapangan pekerjaan dan sumber energi," terangnya.
Pantauan ketik.co.id, sampah masih menumpuk di beberapa titik di Kota Batu. Salah satunya di bekas pasar relokasi Stadion Brantas, terlihat tumpukan sampah dalam tas kresek. Meskipun di dalam tas kresek, sampah tersebut sudah mengeluarkan bau yang tidak sedap karena terlalu lama tertimbun.
Kemudian, tumpukan sampah juga masih terlihat di Jalan tembus antara Hotel Orchid Jalan Indragiri, Pesanggrahan menuju Perumahan Batu Panorama. Jalan tersebut kerapkali menjadi tempat pembuangan sampah terbungkus tas kresek. (*)