KETIK, MALANG – Perawatan gigi penting dilakukan sejak usia dini, bahkan bagi anak-anak yang masih memiliki gigi susu. Dokter gigi di Chroma Dental Station, drg. Adi Andito menjelaskan scaling atau membersihkan karang gigi tidak hanya berlaku pada orang dewasa, namun juga anak-anak.
Scaling gigi bukan sekadar untuk menjaga kebersihan mulut, namun mengenalkan anak kepada dokter gigi sejak kecil. Mengenalkan anak kepada dokter gigi adalah langkah bijaksana yang dapat diambil orang tua. Hal ini dapat membantu mereka memahami pentingnya perawatan gigi.
"Scaling gigi boleh dilakukan anak-anak. Malah dari kecil anak-anak harus mulai dibiasakan datang ke dokter gigi karena banyak hal yang harus dilakukan secara rutin," ujar drg. Adi, Sabtu (30/9/2023).
Menurutnya scaling gigi sebaiknya dilakukan minimal setiap enam bulan sekali. Ia juga menegaskan bahwa pengenalan perawatan gigi tersebut tidak menimbulkan rasa sakit berlebihan atau kecemasan pada anak-anak.
"Harus mulai dibiasakan mengenali kegiatan yang ada di dokter gigi terutama scaling. Itu pengenalan yang paling baik karena tidak menimbulkan rasa sakit berlebih dan tidak mengganggu," papar lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) itu.
Pemeriksaan gigi yang dilakukan drg. Adi di Chroma Dental Station. (Foto: Kiagus/Ketik.co.id)
Perawatan gigi sangat penting dilakukan sejak anak memasuki usia 1 tahun. Orang tua juga harus memperhatikan kebiasaan anak dalam menggosok gigi. Usai menggosok gigi sebelum tidur, anak sudah tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan, termasuk susu. Kandungan gula di dalam susu dapat menimbulkan gigis pada gigi anak.
"Sejak usia 2 tahun anak sudah dibawa ke dokter gigi. Setidaknya kita bisa diskusi dan memberikan kemungkinan yang terjadi pada gigi anak," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa gigi anak yang berlubang harus segera diobati. Penambalan gigi pada anak-anak menggunakan bahan dengan penguat gigi yang telah disesuaikan.
"Sekarang banyak yang salah kaprah dan berfikir gigi berlubang pada anak tidak usah ditambal karena giginya akan berganti. Padahal gigi itu penting untuk makan, tampil percaya diri, bersih, dan rapi. Kalau dibiarkan berlubang walaupun nanti akan ganti gigi tetap mempengaruhi kualitas hidup anak," serunya.
drg. Adi juga memberikan tips untuk merawat gigi anak sejak dini. Mula-mula, anak harus diberi latihan menggosok gigi dua kali sehari. Penggunaan pasta gigi pun tidak boleh terlalu banyak. Untuk anak-anak pasta gigi cukup sebesar biji beras, sedangkan untuk dewasa hanya sebesar biji jagung.
"Pilih bulu sikat gigi yang halus, bisa menjangkau seluruh bagian mulut dan gigi. Tekniknya harus bulat-bulat dan jangan digerakkan lurus. Saat menyikat juga jangan terlalu kasar," jelasnya.
Durasi menggosok gigi yang pas ialah selama dua menit dan dipastikan gigi telah bersih. Bahkan cara berkumur pun tetap harus diperhatikan. Ia menjelaskan selama berkumur kedua mulut harus mengatup.
"Antara gigi atas dan gigi bawah harus saling bertemu sehingga tekanan di dalam mulut lebih tinggi. Nanti sela-sela gigi akan terkena layer dari kumur, sehingga terhindar dari gigi berlubang di daerah yang tidak terjangkau. Biasanya gigi berlubang dikarenakan tidak terjangkau oleh sikat gigi," jelas drg. Adi.(*)