KETIK, SUMENEP – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung Green Economy. Keseriusan ini ditunjukkan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai gedung pemerintah, sekolah, pondok pesantren dan instansi swasta.
Melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED), Instruksi Gubernur Jawa Timur Nomor 1/Inst/013/2023 Tentang Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Pada Gedung/Bangunan Di Lingkungan Pemprov Jatim, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Implementasi Pemasangan PLTS Atap pada Gedung Pemerintah dan Swasta, telah menjadi pijakan dan inisiasi pembangunan akses energi di Jatim berbasis EBT.
Salah satu yang terbaru adalah PLTS berkapasitas 10.000 Watt di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep. Pembangunan ini merupakan wujud dari penerapan kebijakan pemanfaatan EBT menuju target Net Zero Emission 2060.
"Peresmian ini juga menjadi penguat dari berbagai upaya untuk mewujudkan Net Zero Emission 2060. Seperti penanaman mangrove di berbagai titik pantai di Jatim. Dari penanaman mangrove bisa mengiringi terwujudnya Net Zero Emission 2060 dan penerapan EBT,” terang Khofifah, Rabu (23/8/2023)
Gubernur Khofifah saat menyampaikan sambutan di ponpes Al Amien.(Foto: Humas Pemprov Jatim)
Sejauh ini, Jawa Timur telah berhasil membangun PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 53,88 MW. Terdiri dari PLTS Atap sebesar 47,89 MW dan PLTS SHS tersebar dan komunal untuk memberikan akses energi masyarakat daerah terpencil dan kepulauan yang belum menikmati listrik sebesar 5,99 MW. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan Rasio Elektrifikasi Jatim.
"Saat ini, di Jatim pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Jawa Timur sebesar 1.408,77 MW dengan capaian Bauran EBT sebesar 9.36% lebih dari target yang ditetapkan dalam RUED sebesar 6,50%," tambah Khofifah.
Ditemui di tempat yang sama, ESDM Provinsi Jawa Timur Nurkholis menyampaikan bahwa tahun ini Pemprov Jatim membangun PLTS di 25 pondok pesantren. Salah satunya Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep dengan daya sebesar 10.000 watt.
"Ini ibarat sebagai stimulan. Sehingga alumni-alumni Ponpes Al-Amien yang tersebar juga bisa ikut beralih pada energi baru terbarukan," katanya.
Ke depan untuk mendukung Green Economy, Pemprov Jatim akan menambah pembangunan PLTS baik di ponpes, instansi pemerintah, dan gedung-gedung milik pemerintah. Sehingga diharapkan peralihan energi terbarukan dapat segera diwujudkan.(*)