KETIK, SURABAYA – Dalam rencana pembangunan pulau reklamasi untuk proyek Surabaya Waterfront Land (SWL). Nantinya akan dibuat kanal selebar 350 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter yang memisahkan dataran utama Kota Surabaya dengan pulau reklamasi.
Satria Damar Negara, anggota tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) mengatakan keberadaan kanal tersebut sangat penting untuk mencegah potensi banjir di Kota Surabaya saat pulau reklamasi tersebut dibangun.
"Kami sudah melakukan simulasi, jadi karena pulau reklamasinya tidak nempel ke daratan jadi kemungkinan tidak akan menyebabkan banjir," jelas Satria, Kamis (25/7/2024).
Satria Damar Negara, anggota Tim Ahli ITS. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
"Jadi gunanya kanal selebar 350 meter itu agar tidak banjir. Catatan kami tidak boleh ada perubahan di hilir dari semua badan air utama yang mengalir ke pantai timur," imbuhnya.
Lebih lanjut, Satria menambahkan terkait kekhawatiran terjadinya sedimentasi yang ada di kanal buatan tersebut. Setelah dibuat permodelan berdasarkan ilmu kelautan, selama kondisi hilir saluran air utama tidak terganggu maka kecil kemungkinan terjadi sedimentasi atau pendangkalan.
"Tadikan juga sudah ditunjukkan permodelan berdasarkan ilmu kelautan, dan hasilnya sedimentasi ini kecil kemungkinannya selama aliran hilirnya tidak diubah. Jadi kita tergantung hilirnya," tambahnya.
Dosen Teknik Sipil tersebut menuturkan menurut permodelan yang dibuat, mayoritas sedimentasi yang ada di pesisir timur Kota Surabaya disumbang oleh arus laut dari utara. Sedangkan untuk saluran air atau sungai presentasenya masih kecil karena mayoritas saluran air di Surabaya berasal dari pemukiman, sehingga tidak membawa banyak material yang menyebabkan sedimentasi.
"Untuk kemungkinan sedimentasi dari saluran air itu kecil ya. Kecuali sungai brantas yang besar itu ada karena dari hulu ya," tuturnya.
"Tapi kalau saluran air biasa kecil kemungkinannya karena mayoritas berasal dari pemukiman jadi tidak ada material sedimentasinya," pungkasnya.(*)