KETIK, MALANG – Sebanyak 30 persen ASN di Kota Malang dinyatakan tidak memenuhi syarat atas pengajuan diri dalam program Tabungan Perumahan Rakyat. Jumlah tersebut didominasi oleh ASN muda akibat tersandung BI Checking.
Dalam BI Checking, dilakukan proses pengecekan riwayat kredit ASN yang menajukan Tapera.
Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso menjelaskan dari BI Checking lah diketahui bahwa banyak ASN muda memiliki tanggungan kredit yang melebihi batas maksimum.
"Banyak anak muda yang tidak lolos BI Checking. Hampir 30 persen dari seluruh ASN yang mengajukan, kebanyakan anak muda," ujar Erik, Senin 14 Oktober 2024.
Erik menjelaskan, untuk dapat mengakses Tapera, masih ada 1/3 gaji jika dipotong dengan cicilan yang ada. Fenomena banyaknya ASN muda yang tidak lolos BI Checking pun sempat membuatnya heran dengan gaya hidup anak zaman sekarang.
"BI checking itu mekanisme gajinya masih 1/3 jika dipotong cicilan. Anak muda sekarang banyak yang enggak lolos BI Checking karena sisa gajinya tidak sampai 1/3. Kan enggak boleh habis, kalau habis nanti asumsinya bagaimana memenuhi kebutuhan primernya," jelasnya.
Sementara itu Plt Sekretaris BKPSDM Kota Malang, Hendru Martono menjelaskan bahwa peminat pogram Tapera saat ini mencapai 2.200 orang yang mengajukan. Namun yang dapat terealisasikan hanya 390 dari kuota 506 rumah di Bandulan.
Dari BKPSDM Kota Malang melakukan sosialisasi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) khususnya ASN yang belum memiliki rumah. ASN yang mengajukan akan melalui tahap verifikasi oleh tim.
"Ada tim verifikasi, BKPSDM dan inspektorat itu lebih ke verifikasi administrasi. Jika memenuhi administrasi kita ajak dengan BTN melalui BI Checking. Kebanyakan gagalnya di sana," ujar Hendru.
Hendru menjelaskan, rumah yang disediakan berada di kisaran harga Rp167 juta, sudah termasuk dengan pajak. Cicilan yang dilakukan pun menyesuaikan dengan kemampuan ASN.
"Secara rata-rata kurang lebih (cicilan) Rp1,5 juta. Jangka waktunya bisa sampai 15 tahun, balik lagi di BI Checking penghasilan mereka berapa. Sehingga mereka dapat potongan berapa," tambahnya.
Ia menekankan bahwa program Tapera saat ini masih diprioritaskan bagi ASN golongan 1 dan 2. Dari beberapa perumahan yang disediakan, sudah banyak yang telah habis terisi.
"Mudah-mudahan ada pembangunan perumahan baru. Kalau penawaran dari pusat tetap ada, tapi kan kita tetap melihat lokasi yang di Kota Malang juga menyesuaikan. BKAD yang tahu terkait ketersediaan lahan. Meskipun ada penawaran kalau di daerah tidak ada lahan ya kan sama saja," tutupnya.(*)