KETIK, SURABAYA – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan dan KP) Provinsi Jawa Timur terus melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi dan menjaga ketersediaan pangan di wilayahnya. Terutama dalam mengantisipasi dampak fenomena El Nino terhadap sektor pertanian.
Ya, fenomena El Nino telah menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Hingga 6 Oktober 2023, lahan padi yang rusak akibat kekeringan mencapai 83,65 hektar yang tersebar di Kabupaten Jombang, Ngawi, Nganjuk dan Lumajang.
Namun, luas panen hingga produksi padi sejak Januari hingga September 2023 menunjukkan potensi yang lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu. Masing-masing bertambah 16.305 hektar dan 128.429 Ton-GKG.
Menurut Kadistan dan KP Jatim, Ir. Dydik Rudy Prasetya, pihaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampak El Nino. Salah satunya memaksimalkan capaian target luas tanam musim tanam Oktober 2023 - Maret 2024.
”Saat ini Jawa Timur melaksanakan program Gerakan Nasional El Nino untuk percepatan tanam pada bulan September – Oktober seluas 62,124 hektar di 17 kabupaten,” kata Dydik dalam keterangan yang diterima Ketik.co.id, Rabu (11/10/2023).
Di samping itu, Distan dan KP Provinsi Jawa Timur melakukan budidaya tanaman sesuai iklim dan kondisi serta toleran terhadap kekeringan. Pihaknya juga mengoptimalkan dukungan sarana dan prasarana.
”Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur juga akan memberikan subsidi kepada petani berupa premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” Dydik menambahkan.
Distan dan KP Jatim juga memantau perkembangan iklim dan cuaca dengan memanfaatkan informasi dari BMKG atau instansi lainnya.(*)