KETIK, MALANG – Perbaikan jembatan yang menghubungkan Kelurahan Bumiayu dan Kelurahan Mergosono ditargetkan rampung pada akhir November 2023. Perbaikan jembatan sepanjang 36 meter dengan lebar 4 meter tersebut, memakan anggaran kontrak sekitar Rp 1,3 miliar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto menjelaskan bahwa dalam kontrak bersama pihak pelaksana, perbaikan jembatan berakhir pada 15 Desember 2023. Namun Pemkot Malang meminta supaya perbaikan jembatan dapat dipercepat.
"Kalau sesuai dengan kontrak, pekerjaan ini berakhir di 15 Desember 2023 tapi arahan dari Pj Wali Kota Malang untuk dilakukan percepatan. Anggaran perbaikan ini sekitar Rp 1,3 sekian miliar untuk kontraknya, sedangkan pagunya Rp 1,8 miliar dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) kemarin Rp 1,7 miliar," jelas Dandung usai meninjau perbaikan jembatan pada Rabu (4/10/2023).
Pemkot Malang saat meninjau perbaikan jembatan. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Perbaikan jembatan yang menghubungkan wilayah RT 11 RW 5 Kelurahan Mergosono dan RT 11 RW 2 Kelurahan Bumiayu tak lagi menggunakan aspal, melainkan memakai alas bordes. Ia mengharapkan kekuatan fisik dari jembatan tersebut mampu mencapai 20-30 tahun ke depan.
"Kalau pakai aspal, kena kondisi ekstrem seperti panas gini akan lumer. Maka kita ganti pakai alas bordes karena lebih awet dan lebih ringan. Konstruksi nanti kita segerakan, ini oerlu penambahan equipmentnya. Kalau pengerjaan rangka mudah-mudahan lebih cepat karna tinggal ngelas-ngelas jadi tidak menunggu kering," sambungnya.
Nantinya terdapat tiga sisi pada jembatan setelah diperbaiki. Bagian sisi kanan dan kiri jembatan akan digunakan sebagai akses pejalan kaki,edangkan sisi tengah untuk kendaraan. Sesuai arahan dari Pj Wali Kota Malang untuk memprioritaskan satu sisi bagi pejalan kaki.
"Arahan Pak Pj termasuk pelaksananya untuk disegerakan, diprioritaskan pejalan kak minimal satu sisi. Tapi pekerjaan ini tidak bisa dilakukan sisi per sisi. Hanya saja pemasangan plat diutamakan satu sisi dulu untuk pejalan kaki. Sehingga diharapkan awal November satu sisi bisa digunakan untuk pejalan kaki sehingga anak-anak, masyarakat tidak lagi turun ke bawah," sebut Dandung.
Pasalnya adanya perbaikan jembatan membuat masyarakat dan para siswa harus menggunakan perahu getek untuk menyeberangi sungai. Pemkot Malang kini telah menganjurkan supaya masyarakat dapat melintas di jalur darat demi keselamatan.
"Kita tidak melarang karena masyarakat membutuhkan itu. Tapi Pemkot Malang tidak menyarankan masyarakat menggunakan getek karena keselamatan sangat minim. Kapasitas untuk 4 orang saja saja sudah goyang-goyang. Apalagi talinya untuk narik itu tali tampar kecil," pungkasnya.(*)