KETIK, TANA TORAJA – Tana Toraja merupakan laboratorium terbuka untuk teladan kehidupan toleransi beragama. Kesimpulan itu mengemuka dari delegasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama Tahun 2023.
Program Kementerian Agama (Kemenag) ini memberangkatkan 324 mahasiswa dari 52 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) ke sejumlah penjuru tanah air. Salah satunya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
"Kami sangat terkesan dengan praktik keberagaman di sini. Perternakan babi dan kerbau yang digarap bersama-sama, itupun untuk kepentingan budaya masyarakat yang ada," ujar Pandy Akbar Wirawan, salah satu peserta KKN Nusantara Moderasi Beragama 2023, saat diwawancarai Ketik.co.id via telepon, pada Selasa (25/07/2023).
Pandy yang merupakan mahasiswa Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) IAIN Curup ini, tergabung dalam Posko 20 Lembang Madandan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja.
"Ada banyak ragam yang ada di Lembang Madandan Kecamatan Rantetayo ini. Saya sangat terkesan dengan budaya yang ada di daerah tersebut. Perekonomian yang mengikat antara satu dan lain, hasil pertanian yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan tidak untuk diperjual belikan, menjadikan kekeluargaan yang begitu erat," ujar Pandy.
Hasil pertenakan Kerbau dan Babi dapat digunakan untuk acara kematian yang kerap disebut oleh warga sekitar dengan sebutan "rambu solo" ataupun acara syukuran yang disebut dengan "rambu tuka".
Praktik saling menghormati dan kekompakan warga Tana Toraja yang diapit daerah berbasis muslim di Sulawesi Selatan, merupakan perwujudan dari toleransi beragama.
"Toleransi dalam beragama mempunyai pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat beragama, tidak peduli agama apapun yang dianut, antara masyarakat harus saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Konsep ini juga mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya masing-masing, terlebih dengan perbedaan agama yg ada," ungkap Pandy.
Selain itu juga Pandy mengungkapkan ada 5 pilar dalam moderasi beragama itu sendiri. Yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodasi serta penerimaan terhadap tradisi budaya.
Berdasarkan data statistik yang dirilis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebanyak 86 persen warga Tana Toraja beragama Kristen. Yakni 69,68 persen menganut Kristen Protestan dan 16,32 persen menganut Katolik. Sedangkan penganut Islam mencapai 12,19 persen.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan yang mayoritas berpenduduk muslim. Namun sejauh ini belum pernah terdengar ada konflik bernuansa agama di Tana Toraja. (*)