KETIK, PACITAN – Selama bulan Ramadan 1445 Hijriah, ruas jalan di Pacitan, Jawa Timur dibanjiri oleh lapak-lapak dadakan yang menjual berbagai macam takjil.
Lapak-lapak ini biasanya muncul di sore hari dan ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin membeli takjil untuk berbuka puasa.
Salah satu penjual takjil dan sayuran, Nunung (35), mengatakan bahwa dirinya mulai berjualan takjil selama memasuki bulan ramadan. Sebelumnya, sehari-hari nunung berjualan kuliner di area Pasar Minulyo.
Kini, lapak miliknya berpindah di depan Pasar Minulyo, Pacitan. Selama bulan Ramadan.
"Ya momentum Ramadan saja, karena berpotensi ramai akhirnya buka lapak sayur disini. Alhamdulillah, tahun ini penjualan cukup ramai," ujar Nunung, kepada ketik.co.id, Selasa (19/3/2024).
Lapak milik Nunung di depan Pasar Minulyo Pacitan, yang ramai diserbu pembeli. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Nunung menjual berbagai macam takjil, seperti lauk dan sayur, oseng, gorengan, kolak, es cendol, dan es campur. Ia mengaku bahwa takjil yang paling laris adalah sayur dan es campur.
"Sayuran dan es dawet paling favorit. Biasanya ramai sekitar jam setengah 5, habis pulang kerja," ujarnya.
Di lain tempat, hal senada juga diungkapkan oleh Harti (70) warga Desa Tremas, Arjosari, penjual cendol yang biasa mangkal di Pasar Minulyo. "Sekarang ini, cendol saya cepat sekali habis. Kadang belum sampai sore, sudah ludes terjual," kata Mbah Harti sapaan akrabnya.
Cendol milik Harti biasa diperuntukkan untuk campuran minuman segar, seperti es dawet, es buah dan lainnya. Meningkatnya penjualan cendol ini tentu saja membuat para pedagang senang.
Dia mengaku bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan saat hari normal.
"Alhamdulillah, cuan mengalir deras di tengah ramadan ini," cetus Mbak Harti sambil tersenyum
Selain mereka, banyak juga penjual takjil lainnya yang merasakan keuntungan dari ramainya pembeli tahun ini.
Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi para pedagang kecil di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit menjelang hari raya. (*)