KETIK, JAKARTA – Pendapatan per kapita Indonesia pada 2023 diperkirakan akan meningkat, bahkan tembus 5.000 dolar AS. Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy menghitung, pendapatan per kapita Indonesia pada tahun ini berpotensi berada di level 5.083 dolar AS.
Tentu ini capaian yang baik, mengingat pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2021 masih berada pada 4.349,5 dolar AS, setelah pada pandemi Covid-19 jatuh ke 3.911,7 dolar AS. Tak hanya pendapatan per kapita yang meningkat, Leo menyebut kenaikan pendapatan per kapita pada tahun ini akan didorong dengan penurunan kesenjangan pendapatan.
"PDB per kapita yang melampaui 5.000 dolar AS akan diikuti kondisi koefisien yang menurun. Dengan kata lain, PDB per kapita yang naik, diikuti dengan kualitas pendapatan yang naik," jelas Leo saat pertemuan media, belum lama ini.
Asal tahu, koefisien gini adalah ukuran statistik yang menunjukkan distribusi pengeluaran per kapita penduduk suatu daerah. Koefisien gini digunakan sebagai tolok ukur ketimpangan.
Leo tak menyebut perhitungan koefisien gini darinya. Namun, data terakhir yang dihimpun Bank Dunia menunjukkan koefisien gini Indonesia pada tahun 2021 sebesar 37,9. Ada peluang, koefisien gini lebih rendah dari itu. Optimisme ini juga seiring dengan data ketenagakerjaan Indonesia yang mulai membaik, setelah sempat mengalami kendala saat pandemi Covid-19.
Jumlah tenaga kerja juga berada dalam tren peningkatan dalam periode tersebut. Pada tahun 2020, jumlah tenaga kerja menyusut menjadi 51 juta, kemudian pada tahun 2021 meningkat menjadi 53 juta orang, dan pada tahun 2022 jumlah pekerja menjadi 55 juta.
Ini berkaca dari pengalaman negara-negara yang berhasil mencatat pendapatan per kapita di atas 5.000 dolar AS. Namun, peningkatannya akan secara gradual.
"Ini sifatnya jangka menengah. Bila sebuah negara sukses pendapatan per kapita di atas 5.000 dollar AS, berdasarkan data, ada inflection point untuk konsumsi," jelas Leo. Tentu, Leo berharap pemerintah bisa memanfaatkan momentum yang ada.
Reformasi struktural perlu terus dilakukan untuk mendukung pendapatan per kapita yang naik dan menjadikan perekonomian Indonesia lebih unggul.(*)