KETIK, MALANG – Menjelang tahun ajaran baru, sejumlah toko yang menjual seragam dan keperluan sekolah, ramai diserbu pengunjung. Salah satunya adalah Toko Yulia milik Ahmad Riyadi .
Pasca libur sekolah selama tiga minggu lamanya, tiap harinya pengunjung berduyun-duyun mendatangi toko yang berada di Pasar Besar tersebut.
Riyadi menjelaskan bahwa setiap harinya terdapat hampir 100 pengunjung yang datang.
"Biasanya puncak ramainya seminggu atau tiga hari menjelang masuk sekolah. Liburan tahun ini kan agak panjang, jadi orang sudah nyicil beli seragam," ujarnya ketika ditemui di tokonya pada Kamis (13/7/2023).
Dari pengamatannya, terdapat perbedaan tingkat keramaian pengunjung. Pada libur sekolah tahun lalu, tokonya dapat langsung penuh seketika. Mengingat waktu liburan yang relatif lebih pendek dari tahun ini.
"Kalau tahun sebelumnya liburnya cuma dua minggu, jadi mulai awal sampai masuk, toko sudah penuh. Tahun ini liburnya panjang dan prosesnya agak panjang, sehingga yang beli sedikit-dikit. Kalau tahun lalu ramainya seketika, jadi tenaga kita diforsir waktu itu juga," tambahnya.
Tahun ini pihaknya dapat menjual hingga berkarung-karung seragam. Banyak pengunjung yang datang membeli lebih dari satu pasang. Jenis seragam yang paling banyak dibeli ialah merah putih dan pramuka.
"Biasanya orang satu beli dua setel karena pihak sekolah hanya menyediakan seragam batik dan olahraga. Jadi untuk merah putih dan Pramuka dibebaskan beli di luar. Tapi tidak semua sekolah, seperti sekolah anak saya disuruh beli di sekolahan padahal saya jualan seragam," imbuh Riyadi.
Harga yang ditawarkan pun cukup variatif, menyesuaikan dengan model dan jenis seragam. Untuk satu pasang seragam panjang, dipatok harga Rp 110.000 sedangkan untuk seragam pendek sekitar Rp 90.000 - 100.000 tiap pasangnya.
"Ini jadi momen orang menjual seragam dengan harga melambung. Kadang ada yang sebenarnya tidak jual seragam, sekarang malah jualan, tapi mereka ambil dari orang. Kalau kita kan khusus seragam, konveksi sendiri jadi berani bersaing harga," ungkapnya.
Seperti halnya Heni Fitriasari, warga Muharto. Ia mengaku membeli tiga atasan untuk seragam anaknya yang bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Jodipan. Menurutnya harga yang dipatok di toko milik Riyadi relatif lebih murah dibanding membeli di sekolah.
"Harganya di sini lebih murah daripada di sekolah. Karena di sekolah kemarin sampai Rp 1,6 juta untuk anak saya yang SMK, tapi kain saja karna siswa baru. Kalau anak saya yang SD sekitar Rp 500.000 itu cuma batik sama baju olahraga," jelasnya. (*)