KETIK, SURABAYA – Tahun ajaran baru menjadi berkah tersendiri bagi pedagang buku di Jalan Semarang maupun di Pasar Blauran, Surabaya. Harga yang terjangkau menjadikan lokasi ini salah satu tujuan favorit masyarakat membeli buku paket sekolah anak mereka.
Salah satu pedagang buku bekas di Jalan Semarang, Palupi, mengaku di masa tahun ajaran baru ini perjualan buku paket Sekolah Dasar, SMP hingga SMA meningkat. Masyarakat banyak yang memilih membeli buku bekas ketimbang beli buku baru di toko buku besar.
"Selain harga yang murah, masyarakat membeli buku bekas karena isi bukunya sama. Hanya beda halaman yang biasanya dalam buku bekas," terang Palupi, Senin (17/7/2023).
Harga buku bekas sendiri cukup terjangkau mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu. Namun, Palupi juga mengeluh. Pandemi Covid-19 yang menerapkan pembelajaran dalam jaringan (Daring) membuat omzet buku bekas mulai menurun.
"Ditambah pembelajaran sekarang menggunakan kurikulum merdeka belajar sehingga kurikulum berbeda dari kurikulum biasanya," ucapnya.
Meskipun begitu, masih banyak masyarakat yang membeli buku bekas. "Mereka banyak yang memilih buku bekas untuk latihan belajar atau bahkan buku pelajaran yang memang dibutuhkan sekolah," ujar Palupi.
Palupi menyebut mulai Agustus hingga September banyak masyarakat yang mencari buku paket pembelajaran. "Kalau saat ini dari kalangan siswa SD, SMP hingga SMA, sedangkan untuk mahasiswa September mulai mencari buku," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu embeli buku bekas, Sulihati mengaku memilih buku bekas untuk anaknya karena lebih murah dibanding buku baru. Selain itu, seringnya dicoret-coret menjadi salah satu pertimbangan dirinya membeli buku bekas.
"Kondisi bukunya pun meskipun bekas tapi tetap bagus jika beli di Jalan Semarang ini," bebernya.
Meskipun kurikulum sudah berubah menjadi kurikulum merdeka belajar, Sulihati masih mencari buku-buku bekas untuk anaknya yang memasuki sekolah kelas 2 sekolah dasar (SD). "Saya cari buku paket ini yang ada di Jalan Semarang, sisanya jika tidak ada baru beli buku baru, karena perbedaan harga jauh sekali," ungkapnya. (*)