Zakiah Anwar, S.Psi dan Tyas Wahyu Lestari S.Psi adalah mahasiswa Program Magister Psikologi Profesi di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Mereka mengambil Jurusan Magister Psikologi Profesi ini sudah hampir lebih kurang 5 tahun, yang seharusnya normalnya 3,5 tahun.
Mereka mengambil kuliah S2 Magister Psikologi Profesi ini tepat pada tahun 2018 yang lalu, ditambah dengan pandemi Covid-19 membuat mereka stag dalam menyelesaikan studinya.
Kedua orang ini, menemani di setiap malam penulis mengejar deadline disertasi yang harus segera diselesaikan.
Kegundahan mereka menjadi sebuah pelajaran bagi penulis, bahwa arti penting yang perlu ditanamkan dalam perkuliahan ini ialah semangat juang untuk segera menyelesaikan studinya.
Tidak tanggung-tanggung, ada lebih 10 kali sidang (ujian) untuk meraih gelar M.Psi Psikolog.
Magister Psikologi Profesi ini merupakan program pendidikan profesi di bidang psikologi dengan sistem kuliah terstruktur yang dilanjutkan dengan Praktik Kerja Profesi Psikolog (PKPP) penulisan tesis, serta diakhiri dengan ujian tesis.
Seseorang yang tamat dari Magister Psikologi Profesi tentu akan dapat bertugas seperti menangani kasus kejiwaan seseorang, dengan melakukan serangkaian observasi dan analisis sehingga nantinya akan dapat mendiagnosis serta memberikan penanganan yang baik terhadap clientnya.
Seorang psikolog dapat bekerja di sebuah perusahaan, klinik, atau membuka praktek sendiri. Biasanya biaya sesi terapi yang akan dihitung perjamnya.
Ini lah yang dikejar oleh Zakiah dan Tyas di kota yang istimewa ini, bergelut di hadapan laptop, menghubungi dosen pembimbing, serta menunggu jawaban dosen pembibing bak mendapatkan ridho dari Allah.
Ketika chat pembimbing itu dibalas, hanya sekedar perlu ada perbaikan resume dari semua kasus, sebagai syarat ujian internal yang diadakan oleh prodi Magister Psikologi Profesi universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Tergelitik oleh penulis untuk sekedar bertanya di sela-sela nongkrong di cafe (tempat kumpulnya mahasiswa dalam menyelesaikan tugas) apakah kuliah Magister Psikologi Profesi Susah?
Susah untuk diraih, susah untuk diselesaikan atau malah sebaliknya, gampang-gampang susah.
Mereka menjawab bahwa susah-susah gampang dan banyak susahnya. Lebih menarik lagi Tyas menjawab bukan susah, hehehe malainkan berat, berat dalam menangangi kasus, dan bahkan sulit mendiagnosa dan memberikan intervensi terhadap satu kasus itu.
Zakiah juga mengatakan beratnya lagi jika anak libur, libur nasional, anak ujian yang tidak dapat diganggu.
Akan tetapi Tyas juga mengatakan sangat menantang dan merasa tetantang, diantara kalimat susah dan berat ada banyak cerita menarik dalam kehidupan orang lain.
Penulis, hanya memberi motivasi agar mereka dapat menyelesaikan studynya sesegera mungkin, sebab tidak ada yang tidak mungkin.
Dosen adalah semuanya bagi mahasiswa mengikuti apa yang dikehendaki dosen tentu ini diibaratkan jalan tol yang lurus, agar dapat meraih gelar yang diinginkan.
Semangat untuk kedua teman penulis. Lanjutkan perjuangan. Semoga kita dapat menjadi mitra dalam pengembangan keilmuan khususnya psikologi. (*)
*) Reno Diqqi Alghzali, M.Psi adalah Dosen IAIN Curup. Reno juga sedang menyelesaikan S3 Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Ketentuan pengiriman naskah opini:
Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id. Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
Panjang naskah maksimal 800 kata
Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
Hak muat redaksi