KETIK, YOGYAKARTA – Melalui sektor pariwisata yang mendasarkan pada aspek pemberdayaan masyarakat, pengembangan desa wisata di Kabupaten Sleman cukup prospektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep desa wisata yang dikelola berdasarkan inisiasi dan keterlibatan masyarakat secara penuh memberikan manfaat ekonomi yang besar terhadap masyarakat lokal.
Kemanfaatan tersebut berupa tumbuhnya pengelolaan homestay, kuliner, souvenir dan industri kreatif lainnya yang ditawarkan dalam bentuk paket-paket wisata.
Hal itu terungkap dalam acara kunjungan pengelola desa wisata Pancoh di Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul, Senin (4/3/2024) kemarin. Dalam kegiatan studi orientasi pengelola desa wisata Pancoh di Desa Wisata Nglanggeran tersebut, para peserta mendapatkan paparan dari Mursidi dengan materi Pengelolaan Kelembagaan Desa Wisata. Serta Aris Budiyono dengan materi Pengelolaan Homestay.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid, pengelolaan desa wisata pada saat ini memang belum bisa dijadikan sebagai profesi utama bagi warga masyarakat, mengingat fluktuasi kunjungan ke desa wisata juga masih tinggi. Tren kunjungan ke desa-desa wisata masih didominasi pada saat libur sekolah dan libur umum.
Oleh karena itu menjadi tantangan para pengelola desa wisata untuk menguatkan paket-paket wisata yang dimiliki dengan mengkolaborasikan potensi-potensi yang ada disekitar wilayah desa wisata dalam klaster-klaster yang masih dapat dijangkau.
"Sehingga pengelola desa wisata harus mampu menjaga sinergitas dengan masyarakat setempat, antar pengelola desa wisata, dengan pokdarwis setempat bahkan dengan kalangan pendidikan dan para pelaku pariwisata. Dengan itu, diharapkan kunjungan ke desa wisata dapat merata disepanjang tahun," ujar Ishadi.
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, lanjut Ishadi, juga mengajak para pengelola desa wisata Kabupaten Sleman untuk menguatkan sinergitas dengan pihak-pihak terkait. Melalui sinergitas yang baik maka pengelolaan desa wisata akan dapat berjalan secara optimal baik dari aspek pengelolaan, pengemasan paket wisata maupun pemasaran.
Ishadi meyebutkan desa wisata di Kabupaten Sleman pada saat ini berjumlah 80 desa wisata dengan perincian 12 desa wisata kategori mandiri, 17 desa wisata kategori maju, 18 desa wisata kategori berkembang, dan 33 desa wisata kategori rintisan.
"Dalam mengelola desa wisata hendaknya tidak hanya mengedepankan pada aspek ekonomi semata, tetapi perlu memperhatikan pada aspek-aspek keberlanjutan dalam hal pemanfaatan potensi seni budaya, potensi alam dan lingkungan serta potensi ekonomi kreatif yang dikembangkan," papar Ishadi.
Ditambahkan pula bahwa kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman pada tahun 2023 berjumlah 8.005.943 wisatawan, dan 8,5% diantaranya yaitu 687.760 wisatawan berkunjung ke desa wisata, yang terdiri atas 686.363 wisatawan nusantara dan 1.397 wisatawan manca negara. (*)