KETIK, BATU – Sineas Malang Raya meluncurkan film pendek musikal berjudul Serdadu Apel Emas. Film diperankan lima aktor cilik yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini mengisahkan ironi keberadaan tanaman apel sebagai ikon Kota Batu, lantaran jumlahnya terus berkurang.
Sutradara sekaligus penulis naskah Serdadu Apel Emas, Lingga G. Permadi, mengatakan, film yang berdurasi 15 menit itu mengisahkan tentang lima sekawan yang ingin menyelamatkan satu-satunya pohon apel yang tersisa dan nyaris mati, agar dapat kembali berbuah.
“Film ini kami selesaikan bersama kawan kawan waktunya kurang lebih 4 hari. Saat ini komoditas apel di Kota Batu sudah banyak berkurang. Dengan adanya film ini bisa mengedukasi anak-anak untuk menjaga lingkungan sekaligus mengenalkan Kota Batu," katanya.
Film pendek musikal Serdadu Apel Emas ditayangkan secara private screening di Cinepolis Lippo Plaza Batu, pada Jumat (19/01/2024) kemarin. Screening film tersebut merupakan hasil kerja sama antara Komite Ekraf Kota Batu bersama Bank Jatim dan Pemerintah Kota Batu. Hadir dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai.
"Alhamdulillah karya kami terpilih sebagai salah satu film yang lolos sebagai Official Selection festival film terbesar Indonesia. Yakni Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023,” jelas Lingga.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai berharap film Serdadu Apel Emas bisa diproduksi dengan durasi panjang. Karena menurutnya, durasi 15 menit belum cukup untuk memberikan gambaran potensi Kota Batu yang melimpah. Sebagai kota wisata, banyak hal yang perlu dieksplorasi.
“Film ini cukup baik. Saya harap film ini bisa dijadikan film panjang (durasinya), sehingga bisa lebih mengenalkan Kota Batu dengan ciri khas dan ke eksotisannya,” harapnya.
Menurut Aries, film tersebut akan lebih menjadi daya tarik masyarakat luas jika memiliki durasi panjang. Sehingga, bisa mempromosikan sebanyak banyaknya potensi Kota Batu. Meskipun demikian, ia sangat mengapresiasi Film Serdadu Apel Emas yang telah mempromosikan apel sebagai ikon Kota Batu.
“Saya mengapresiasi dengan hasil karya anak-anak kota Batu, yang begitu luar biasa, dan patut untuk dikembangkan," tegasnya. (*)