KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi year on year (yoy) atau tahunan Kabupaten Jember pada Januari 2024 sebesar 1,93 persen. Sedangkan month to month atau bulanan pada Januari 2024 menunjukkan angka minus atau deflasi sebesar 0,06 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,20.
Jember mengalami deflasi bersamaan dengan enam kabupaten/kota lainnya se-Jawa Timur, hal itu disampaikan Ketua BPS setempat Tri Erwandi Jumat (2/2/2024). Pada bulan Januari, dari 363 komoditas lebih banyak yang mengalami deflasi daripada inflasi.
Komoditas yang memiliki andil inflasi bulan Januari tertinggi adalah beras, bawang merah, daging ayam ras, jagung manis, tomat, nasi dengan lauk, kentang, bawang putih, emas perhiasan, dan semangka.
Sedangkan, komoditas yang memberikan andil deflasi tertinggi cabai rawit, bensin, telur ayam ras, tongkol diawetkan, ikan tongkol/ambu-ambu, labu siam/jipang, buncis, kangkung, pepaya, dan ikan nila.
Tri menyampaikan angka deflasi di Jember merupakan pijakan awal atau starting point yang baik. “Karena biasanya setahun tidak pernah deflasi, inflasi terus tapi kecil. Adanya minus 0,06 ini sehingga inflasi tahunan kemarin dari 2,29 turun menjadi 1,93 persen,” ujarnya.
Penyebab deflasi akibat andil tertinggi yaitu cabai rawit, komoditas yang naik cukup lama mengalami penurunan harga yang tinggi yaitu sebesar 31 persen. Yang diartikan bahwa keseimbangan inflasi turun.
Tri mengartikan deflasi ini memiliki dampak baik terhadap konsumsi masyarakat yang terjangkau, sehingga daya beli lebih tinggi.
“Tetapi juga tidak bagus kalau semua turun setiap bulan. Dari segi produksi barang dan jasa akan merugikan jika dalam jangka panjang,” ujarnya. Sehingga perlu perimbangan agar pertumbuhan perekonomian terus berjalan.(*)