KETIK, SIDOARJO – Sebuah pertandingan yang mengagumkan. Jumat malam, 15 September. Lebih dari 40.000 penonton menyaksikan tim sepak bola putra Sidoarjo berlaga di Porprov VIII Jatim 2023. Di bawah sorotan sepertiga cahaya lampu berkekuatan 1.700 lux di GOR Delta, mereka berlaga dalam partai final. Berjibaku. Berjuang. Habis-habisan.
”Kami dibilangi pelatih. Ini rumah kita, apa kita biarkan direbut orang lain,” ungkap Miko Ari Santo, striker tim Sidoarjo.
Seperti itulah, kurang lebih, motivasi Coach Kodari Amir kepada skuad mudanya. Semangat pemain terbakar. Laga final versus Kabupaten Kediri ibarat duel antara hidup dan mati.
Kapten Sidoarjo sekaligus full back Faiq Afthoni, midfielder Jonathan Arya, dkk telah menjalani training center sekitar 6 bulan sejak Februari. Fisik, teknik, strategi ditempa. Malam itu semuanya bereksplorasi menjadi kekuatan dahsyat. Di lini depan, duet forwarder Ricky Indrawan dan Miko Ari Santo berlari bagai jet tempur. Melakukan manuver berbahaya.
Apa yang mereka kejar? Victory, glory; kemenangan, kejayaan.
Rentetan body charge maupun sliding tackle oleh barikade pemain bertahan lawan terus menghajar Ricky dan Miko. Bertukas-tukas. Namun, keduanya tetap ngotot menciptakan ruang serangan. Saling support peluang. Ricky pun berhasil menyajikan assist manis buat disontek Wahyu Nur Cahya. Lahirlah gol buah teamwork yang padu.
Saat itu, nyanyian suporter terhenti sejenak. Beberapa detik kemudian hening seketika berubah jadi histeria. Seluruh penghuni tribun teriak. ”Yeaaaaaaaaaahhhhh. Ho ho ho…. Sidoarjo harus menang.”
Penonton satu stadion berteriak girang. Saking gembiranya, ada supporter yang sampai lupa pegangan. Hampir saja dia kecemplung kolam di tribun timur. Gara-garanya, pagar kawat GOR Delta Sidoarjo sudah jebol sebagian.
Dukungan supporter terus bergema. Permainan arek-arek Sidoarjo mencengkeram intens. Sebuah gol kelas dunia tercipta di babak kedua. Hasil skema serangan dari sayap kiri.
Gelandang serang Dwi Firmansyah melesat setelah dapat umpan dari Tengah. Dua pemain Kediri dilewati. Lalu, dia melontarkan umpan cut back bagi Miko yang telah on fire di kotak penalti.
Miko melompat tinggi-tinggi. Pinggang mahasiswa semester I di Untag Surabaya itu melebihi posisi kepala Dio Dwi Bangun, wing back Kediri.
”Bola dari Dwi itu seperti mencari kepala saya,” kata pemuda kelahiran 17 Agustus 2003 itu saat ditemui di Pendapa Delta Wibawa Sabtu (16/9/2023).
Miko pun menanduk bola keras-keras. Tapi, tidak langsung menyundulnya ke mulut gawang. Lulusan SMK Antartika 2 Sidoarjo itu dengan jenius memantulkan dulu bola ke tanah. Kiper Kediri, Jabo Ferianto, mati langkah. Gol lompatan tinggi kelas bintang bola dunia pun tercipta di Porprov Jatim.
Gol lompatan tinggi seperti ini pernah dilakukan Cristiano Ronaldo empat kali. Saat CR7 (Juventus) menghadapi Sampdoria pada Desember 2019. Juga kala Real Madrid mengalahkan MU di Liga Champions 2012/2013. Waktu melawan Osasuna di Copa Del Rey 2013/2014. Dan, saat Portugal menundukkan Wales di Semifinal Euro 2016. Rata-rata tinggi lompatan 2,5 hingga 3 meter.
Bagaimana Miko bisa melompat di atas lawannya?
Alumnus SSB PSAD itu mengaku memang sering berlatih push up dan sit up sejak kecil. Pagi dan sore. Sesuatu yang terus-menerus dilatih akan menjadi hal hebat di saat yang tepat.
Lebih-lebih, porsi latihan coach Kodari Amir dan Miftahul Huda sangat berperan bagi skill menyerangnya. Instruksi duet pelatih itu benar-benar meresap dalam hati tim. Main teamwork, main tenang. Tidak nervous. Dan, finishing harus bagus. Kekompakan dan keyakinan tim ini menorehkan kemenangan gemilang 2-1 atas Kediri.
Miko tidak menduga dirinya akan bisa mencetak gol seperti itu. Pas saja seperti Ronaldo. Dia sendiri malah mengaku sebagai fans Lionel Messi. Bukan CR7. Putra pasangan Suwarno Arinofa dan Uni Endang Rusanti itu sangat terinspirasi keberanian Messi mengobrak-abrik pertahanan lawan saat bermain sebagai striker Barcelona. Khususnya, era Pep Guardiola.
Menurut dia, bintang hebat Argentina itu tidak berhenti beraksi. Dihadang berapa pemain pun dia pantang mundur. Dihajar sekasar bagaimana pun, selama tidak jatuh, Messi tetap berlari. Kaki-kakinya kuat.
"Betapa gilanya Messi kalau mengobrak-abrik pertahanan lawan. Saya sangat mengidolakannya," pungkas Miko yang arek asli Desa Tebel, Gedangan, Sidoarjo, Jatim, tersebut. (*)