KETIK, SIDOARJO – Wajah-wajah gembira terlihat saat Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyerahkan penghargaan serta insentif dan honor untuk kader-kader posyandu dan tenaga kesehatan.
Perhatian ini merupakan program Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo yang bertujuan mengendalikan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta menekan angka stunting.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengalokasikan anggaran Rp 2,25 miliar untuk ratusan tenaga kesehatan dan ribuan kader posyandu. Bupati Ahmad Muhdlor Ali menyerahkannya secara simbolis di Pendapa Kabupaten Sidoarjo Jumat (28/7/2023).
”Penyerahan insentif, honor, serta fasilitas BPJS Ketenagakerjaan bagi kader kesehatan bertujuan untuk memberikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka,” katanya.
Gus Muhdlor berharap kader-kader kesehatan di Sidoarjo mampu terus berperan aktif mengendalikan AKI, AKB, dan stunting. Pemberian insentif ini diharapkan dibarengi dengan peningkatan peran para kader kesehatan dan kenaikan performa. Semua pihak terus berkolaborasi menjaga keberlanjutan program-program kesehatan.
”Meski insentif ini tidak banyak, jangan lupa bahwa kader kesehatan ini merupakan bentuk pengabdian,” tuturnya.
Seorang peserta pertemuan kader kesehatan menggendong buah hatinya sambil mengikuti acara di Pendapa Delta Wibawa Jumat pagi (28/7/2023). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Ada kader yang mengabdi sampai 40 tahun. Ada pula pula yang sudah lebih dari 50 tahun, bahkan 60 tahun. Mereka turut serta membangun Kabupaten Sidoarjo agar semakin lebih baik lagi.
Gus Muhdlor menjelaskan, ciri-ciri negara maju itu ada alat ukurnya. Maju atau tidaknya negara bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya. Masing-masing bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Ekonomi terkait pendapatan per kapita dan sebagainya. Pendidikan berkaitan dengan rata-rata kesempatan belajar dan sebagainya. Serta, kesehatan yang terkait dengan angka harapan hidup. Di antara tiga hal itu, yang nomor satu harus kesehatan.
”Ndak mungkin pergi ke sekolah saat sakit. Ndak mungkin juga bisa pergi kerja kalau sakit,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan, pemberian insentif dan honor ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Sidoarjo dalam mendukung dan memperhatikan sektor kesehatan.
”Pemberian insentif ini merupakan apresiasi kami untuk kesejahteraan para kader kesehatan dan tenaga kesehatan. Diharapkan memberikan dampak positif untuk sektor kesehatan di Kabupaten Sidoarjo,” ucapnya.
Data Dinkes Sidoarjo menyebutkan, anggaran untuk insentif dan honor bagi tenaga kesehatan maupun kader posyandu se-Kabupaten Sidoarjo mencapai Rp2,25 miliar.
Angka tersebut untuk 204 tenaga kesehatan (bidan dan perawat), 10.558 kader kesehatan, 2.751 orang dari kelompok asman (asuhan mandiri). Semua tersebar di Kabupaten Sidoarjo.
Insentif untuk kader kesehatan Rp 30 ribu per bulan. Tenaga kesehatan (bidan dan perawat) Rp 250 ribu per bulan. Pembagian insentif diakumulasikan selama 6 bulan sekali.
Salah seorang penerima insentif, Suparti, mengaku sangat senang dirinya bisa diundang ke Pendapa Delta Wibawa. Nenek 82 tahu itu sudah mengabdi sangat lama sebagai kader kesehatan di posyandu. Bahkan, pernah mendapatkan penghargaan tingkat nasional dari presiden.
”Saya sangat senang bisa. Seumur-umur baru ikut diacarakan seperti ini,” ungkapnya. (*)