KETIK, PROBOLINGGO – Pendakwah milenial Nahdlatul Ulama (NU) asal Madura, Lora Ismail Al-Kholilie menjadi narasumber bersama Ny. Hj. Amal Hayati Amin di Seminar Fikih yang diadakan oleh Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jumat (2/2/2024).
Keturunan ke-5 dari Syaikhona Kholil Bangkalan itu mengatakan bahwa sudah saatnya santri mengisi panggung-panggung dakwah di era medsos.
Jika tidak, lanjutnya, maka yang mengisi adalah orang yang tidak memiliki keahlian dalam bidang dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan Islam.
Ia mengatakan kepada para santri untuk tidak menjadikan tawadhu sebagai alasan dirinya agar tidak mengisi panggung-panggung dakwah.
“Media sosial itu ibarat dua belah mata pisau, yang memiliki manfaat, tetapi juga bisa menyakiti orang lain maupun dirinya,” katanya.
“Di sisi lain, viral itu juga beresiko sekali, selain capek, hatinya juga khawatir terkena dampak dari bermedia sosial, seperti pujian, riya’ dan sebagainya,” imbuhnya.
Lora Ismail Al-Kholilie saat mengisi seminar Fikih di PP Nurul Jadid.
Ia memberikan tips bagi santri agar terhindar dari penyakit bermain media sosial. Salah satunya yaitu dengan menekankan niat utama dalam bermedia sosial.
“Caranya adalah tetap lakukan hal itu (bermain media sosial), selama itu kita niatkan untuk syi’ar atau dakwah. Yang perlu kita benahi adalah permasalahan “takut riya’nya”, bukan kemudian meninggalkan amalnya,” jelasnya.
Lora Ismail Al-Kholilie juga menekankan para santri agar mencamkan niat utama di dalam hatinya, bahwa tujuan bermain media sosial semata-mata untuk syi’ar dan mendakwahkan agama Allah SWT bukan bertujuan karena manusia. (*)