KETIK, BATU – Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pasar Pagi Stadion Brantas Kota Batu Jawa Timur berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu membantu armada untuk mengangkut sampah yang ada di Pasar Pagi.
Hal itu karena, sudah sejak 10 hari terakhir lahan yang disewa KSM Pasar Pagi ditutup atau tidak boleh menerima sampah dari KSM Pasar Pagi.
"Kita mengharapkan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu. Minimal bantuan armada untuk mengangkat sampah ini. Kami menghubungi pihak DLH, tapi tidak ada respon," kata Sutrisno, Ketua KSM Pasar Pagi Stadion Brantas, Selasa (20/2/2024).
Sutrisno mengatakan, pihaknya telah menyewa lahan di Singosari, Kabupaten Malang senilai Rp 10 juta setahun. Namun, sejak 10 hari terakhir, pihaknya tidak bisa membuang di sana karena ditutup oleh warga sekitar lahan.
"Karena ada salah satu perusahaan yang juga membuang sampah di sana yang sampai menutup jalan. Sehingga diprotes warga," jelasnya.
Menurut Sutrisno, ada 1.097 pedagang Pasar Pagi di lahan relokasi Stadion Brantas yang mengeluhkan kondisi pasar relokasi tersebut. Juga, ada 2 ton sampah yang dihasilkan dari aktivitas pedagang dalam sehari.
Ia berharap, pemerintah memfasilitasi soal pengelolaan sampah, seperti pembakaran sampah yang ada di TPA Tlekung.
"Kebetulan ada saudara di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang memiliki lahan, untuk sementara bisa untuk membuang sampah. Cuma tempatnya jauh," urainya.
Pantauan ketik.co.id, Selasa (20/2/2024) sampah di Pasar Pagi Stadion Brantas diperkirakan sebanyak 15 ton. Sampah yang menumpuk sekitar 15 ton itu telah menimbulkan bau busuk yang menyengat.
Belum lagi, air lindi sampah dan belatung telah meluber sampai ke jalan. Keadaan itu, diperparah dengan jalan yang becek akibat guyuran hujan.(*)