KETIK, JAKARTA – Menjelang akhir pekan, rupiah terpantau melemah sekitar 15 poin atau atau minus 0,10 persen. Saat ini nilai tukar rupiah berada di angka Rp15.568 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (24/11/2023).
Sementara itu mata uang dari berbagai negara asia terlihat bergerak bervariasi. Seperti won Korea Selatan melemah 0,31 persen, baht Thailand melemah 0,26 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,06 persen. Kemudian disusul oleh peso Filipina yang menguat 0,05 persen, yen Jepang menguat 0,01 persen dan yuan China 0,03 persen.
Senada dengan negara Asia, mata uang negara maju juga terpantau bergerak secara bervariasi. Poundsterling Inggris melemah 0,01 persen, euro Eropa minus 0,02 persen, dan dolar Kanada melemah 0,02 persen. Di sisi lain dolar Australia menguat 0,09 persen dan franc Swiss menguat 0,01 persen.
Analis pasar uang Lukman Leong menyebut rupiah memiliki potensi menguat tipis apabila melihat kondisi perekonomian Amerika Serikat saat ini.
"Rupiah diperkirakan akan cenderung datar dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah absennya data ekonomi penting serta liburan thanksgiving," jelasnya.
Di lain sisi, dari sentimen global Bank Sentral AS Federal Reserve masih memberikan sinyal hawkish yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kapan bank sentral bermaksud untuk mulai memangkas suku bunga.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, kemungkinan the fed akan mempertahankan suku bunganya dalam jangka waktu yang lama. Tidak hanya itu para investor juga melihat kebijakan pemerintah China terkait sektor properti yang sedang terpuruk.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.520- Rp15.600," pungkasnya.(*)